tag:blogger.com,1999:blog-87929731856440000892024-03-13T20:55:39.063-07:00RAMADHAN YANG SUCICalung Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/06517242537721485213noreply@blogger.comBlogger44125tag:blogger.com,1999:blog-8792973185644000089.post-49602319470689594762013-07-07T16:09:00.001-07:002013-07-07T16:11:18.957-07:00Murrotal Quran<div style="width:444px"><embed type="application/x-shockwave-flash" src="http://www.listen2quran.com/listen/mediaplayer.swf?config=http://www.listen2quran.com/listen/Conf.aspx" quality="high" allowfullscreen="true" width="444" height="555"><div style="text-align:center"><a href="http://www.listen2quran.com/" target="_blank"><img border="0" src="http://www.listen2quran.com/pic/" alt="Listen to Quran"/></a></div></div>Calung Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/06517242537721485213noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8792973185644000089.post-84860603387158736552013-07-06T21:32:00.000-07:002013-07-06T21:32:34.440-07:00Calung Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/06517242537721485213noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8792973185644000089.post-78913613870198958962013-07-06T18:23:00.001-07:002013-07-06T18:23:26.974-07:00KEUTAMAAN PUASA ENAM HARI DI BULAN SYAWAL
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Abu Ayyub Al-Anshari radhiallahu
'anhu meriwayatkan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : </span><span style="color: #0000cc; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Barangsiapa
berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di
bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">. (HR. Muslim). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Imam Ahmad dan An-Nasa'i,
meriwayatkan dari Tsauban, Nabi shallallahu 'alaihi wasalllam bersabda :
</span><span style="color: #0000cc; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Puasa Ramadhan
(ganjarannya) sebanding dengan (puasa) sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari
(di bulan Syawal, pahalanya) sebanding dengan (puasa) dua bulan, maka itulah
bagaikan berpuasa selama setahun penuh."</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> ( Hadits riwayat Ibnu Khuzaimah
dan Ibnu Hibban dalam "Shahih" mereka.) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dari Abu Hurairah radhiallahu
'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : </span><span style="color: #0000cc; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Barangsiapa
berpuasa Ramadhan lantas disambung dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia
bagaikan telah berpuasa selama setahun."</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> (HR. Al-Bazzar) (Al Mundziri
berkata: "Salah satu sanad yang befiau miliki adalah shahih.") </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Pahala puasa Ramadhan yang
dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal menyamai pahala puasa satu
tahun penuh, karena setiap hasanah (kebaikan) diganjar sepuluh kali lipatnya,
sebagaimana telah disinggung dalam hadits Tsauban di muka. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Membiasakan puasa setelah Ramadhan
memiliki banyak manfaat, di antaranya : </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">1.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Puasa enam hari di buian Syawal setelah Ramadhan, merupakan pelengkap dan
penyempurna pahala dari puasa setahun penuh. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">2.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Puasa Syawal dan Sya'ban bagaikan shalat sunnah rawatib, berfungsi
sebagai penyempurna dari kekurangan, karena pada hari Kiamat nanti
perbuatan-perbuatan fardhu akan disempurnakan (dilengkapi) dengan
perbuatan-perbuatan sunnah. Sebagaimana keterangan yang datang dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam di berbagai riwayat. Mayoritas puasa fardhu yang
dilakukan kaum muslimin memiliki kekurangan dan ketidak sempurnaan, maka hal itu
membutuhkan sesuatu yang menutupi dan menyempurnakannya.</span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">3.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Membiasakan puasa setelah Ramadhan menandakan diterimanya puasa
Ramadhan, karena apabila Allah Ta'ala menerima amal seorang hamba, pasti Dia
menolongnya dalam meningkatkan perbuatan baik setelahnya. Sebagian orang bijak
mengatakan: "Pahala amal kebaikan adalah kebaikan yang ada sesudahnya." Oleh
karena itu barangsiapa mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan
kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama.
</span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Demikian pula sebaliknya, jika
seseorang melakukan suatu kebaikan lalu diikuti dengan yang buruk maka hal itu
merupakan tanda tertolaknya amal yang pertama. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">4.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Puasa Ramadhan sebagaimana disebutkan di muka dapat mendatangkan
maghfirah atas dosa-dosa masa lain. Orang yang berpuasa Ramadhan akan
mendapatkan pahalanya pada hari Raya'ldul Fitri yang merupakan hari pembagian
hadiah, maka membiasakan puasa setelah 'Idul Fitri merupakan bentuk rasa syukur
atas nikmat ini. Dan sungguh tak ada nikmat yang lebih agung dari pengampunan
dosa-dosa. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Oleh karena itu termasuk sebagian
ungkapan rasa syukur seorang hamba atas pertolongan dan ampunan yang telah
dianugerahkan kepadanya adalah dengan berpuasa setelah Ramadhan. Tetapi jika ia
malah menggantinya dengan perbuatan maksiat maka ia termasuk kelompok orang yang
membalas kenikmatan dengan kekufuran. Apabila ia berniat pada saat melakukan
puasa untuk kembali melakukan maksiat lagi, maka puasanya tidak akan terkabul,
ia bagaikan orang yang membangun sebuah bangunan megah lantas menghancurkannya
kembali. Allah Ta'ala berfirman : </span><span style="color: #cc0000; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Dan janganlah
kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal
dengan kuat menjadi cerai berai kembali.</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">" (An-Nahl: 92) </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">5.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Dan di antara manfaat puasa enam hari bulan Syawal adalah amal-amal yang
dikerjakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya pada bulan
Ramadhan tidak terputus dengan berlalunya bulan mulia ini, selama ia masih
hidup. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Orang yang setelah Ramadhan
berpuasa bagaikan orang yang cepat-cepat kembali dari pelariannya, yakni orang
yang baru lari dari peperangan fi sabilillah lantas kembali lagi. Sebab tidak
sedikit manusia yang berbahagia dengan berlalunya Ramadhan sebab mereka merasa
berat, jenuh dan lama berpuasa Ramadhan. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Barangsiapa merasa demikian maka
sulit baginya untuk bersegera kembali melaksanakan puasa, padahal orang yang
bersegera kembali melaksanakan puasa setelah 'Idul Fitri merupakan bukti
kecintaannya terhadap ibadah puasa, ia tidak merasa bosam dan berat apalagi
benci. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Seorang Ulama salaf ditanya
tentang kaum yang bersungguh-sungguh dalam ibadahnya pada bulan Ramadhan tetapi
jika Ramadhan berlalu mereka tidak bersungguh-sungguh lagi, beliau berkomentar :
"Seburuk-buruk kaum adalah yang tidak mengenal Allah secara benar kecuali di
bulan Ramadhan saja, padahal orang shalih adalah yang beribadah dengan
sungguh-sunggguh di sepanjang tahun." </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Oleh karena itu sebaiknya orang
yang memiliki hutang puasa Ramadhan memulai membayarnya di bulan Syawal, karena
hal itu mempercepat proses pembebasan dirinya dari tanggungan hutangnya.
Kemudian dilanjutkan dengan enam hari puasa Syawal, dengan demikian ia telah
melakukan puasa Ramadhan dan mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal.
</span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Ketahuilah, amal perbuatan seorang
mukmin itu tidak ada batasnya hingga maut menjemputnya. Allah Ta'ala berfirman :
</span><span style="color: #cc0000; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Dan
sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)."</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> (Al-Hijr: 99) </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dan perlu diingat pula bahwa
shalat-shalat dan puasa sunnah serta sedekah yang dipergunakan seorang hamba
untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala pada bulan Ramadhan adalah
disyari'atkan sepanjang tahun, karena hal itu mengandung berbagai macam manfaat,
di antaranya; ia sebagai pelengkap dari kekurangan yang terdapat pada fardhu,
merupakan salah satu faktor yang mendatangkan mahabbah (kecintaan) Allah kepada
hamba-Nya, sebab terkabulnya doa, demikian pula sebagai sebab dihapusnya dosa
dan dilipatgandakannya pahala kebaikan dan ditinggikannya kedudukan. </span></div>
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Hanya kepada Allah tempat
memohon pertolongan, shalawat dan salam semoga tercurahkan selalu ke haribaan
Nabi, segenap keluarga dan sahabatnya.</span>Calung Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/06517242537721485213noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8792973185644000089.post-22220574583667319292013-07-06T18:17:00.003-07:002013-07-06T18:17:38.375-07:00PETUNJUK NABI SHALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM TENTANG HARI RAYA
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Pada saat hari Raya 'Idul Fitri,
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengenakan pakaian terbaiknya dan makan kurma
-dengan bilangan ganjil tiga, lima atau tujuh- sebelum pergi melaksanakan shalat
'Id. Tetapi pada'Idul Adha beliau tidak makan terlebih dahulu sampai beliau
pulang, setelah itu baru memakan sebagian daging binatang sembelihannya.
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Beliau mengakhirkan shalat 'Idul
Fitri agar kaum muslimin memiliki kesempatan untuk membagikan zakat fitrahnya,
dan mempercepat pelaksanaan shalat 'Idul Adha supaya kaum muslimin bisa segera
menyembelih binatang kurbannya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Mengenai hal tersebut, Allah Ta
'ala berfirman : </span><span style="color: #cc0000; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Maka dirikanlah
shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah"</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> (Al Kautsar: 2). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Ibnu Umar sungguh dalam mengikuti
sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak keluar untuk shalat 'Id kecuali
setelah terbit matahari, dan dari rumah sampai ke tempat shalat beliau
senantiasa bertakbir. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Nabi shallallahu blaihi wasallam
melaksanakan shalat' Id terlebihdahulu baru berkhutbah, dan beliau shalat
duaraka'at· Pada rakaat pertama beliau bertakbir 7 kali berturut-turut dengan
Takbiratul Ihram, dan berhenti sebentar di antara tiap takbir. Beliau tidak
mengajarkan dzikir tertentu yang dibaca saat itu. Hanya saja ada riwayat dari
Ibnu Mas'ud radhiallahu 'anhu, ia berkata : "Dia membaca hamdalah dan memuji
Allah Ta 'ala serta membaca shalawat. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dan diriwayatkan bahwa Ibnu Umar
mengangkat kedua tangannya pada setiap bertakbir. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Sedangkan Nabi shallallah u
'alaihi wasallam setelah bertakbir membaca surat Al-Fatihah dan "Qaf" pada
raka'at pertama serta surat "Al-Qamar" di raka'at kedua. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Kadang-kadang beliau membaca surat
"Al-A'la" pada raka'at pertama dan "Al-Ghasyiyah" pada raka'at kedua. Kemudian
beliau bertakbir lalu ruku' dilanjutkan takbir 5 kali pada raka'at kedua lain
membaca Al-Fatihah dan surat. Setelah selesai beliau menghadap ke arah jamaah,
sedang mereka tetap duduk di shaf masing-masing, lalu beliau menyampaikan
khutbah yang berisi wejangan, anjuran dan larangan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Beliau selalu melalui jalan yang
berbeda ketika yang terkenal sangat bersungguh-mengikuti sunnah Nabi shallallahu
berangkat dan pulang (dari shalat) 'Id.' Beliau selalu mandi sebelum shalat 'Id.
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
senantiasa memulai setiap khutbahnya dengan hamdalah, dan bersabda :
</span><span style="color: #0000cc; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Setiap perkara
yang tidak dimulai dengan hamdalah, maka ia terputus (dari berkah)."</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> (HR.Ahmad dan lainnya).
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dari Ibnu Abbas radhiallahu
'anhuma, ia berkata : </span><span style="color: #0000cc; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Bahwasanya Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam menunaikan shalat 'Id dua raka'at tanpa disertai
shalat yang lain baik sebelumnya ataupun sesudahnya."</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> (HR. Al Bukhari dan Muslim dan
yang lain). </span></div>
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Hadits ini menunjukkan
bahwa shalat 'Id itu hanya dua raka'at, demikian pula mengisyaratkan tidak
disyari'atkan shalat sunnah yang lain, baik sebelum atau sesudahnya. Allah
Mahatahu segala sesuatu, shalawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada
Nabi Muhammad, seluruh anggota keluarga dan segenap sahabatnya.</span>Calung Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/06517242537721485213noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8792973185644000089.post-6911023764400117522013-07-06T18:16:00.005-07:002013-07-06T18:16:35.718-07:00HARI RAYA
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Hari raya adalah saat berbahagia
dan bersuka cita. Kebahagiaan dan kegembiraan kaum mukminin di dunia adalah
karena Tuhannya, yaitu apabila mereka berhasil menyempurnakan ibadahnya dan
memperoleh pahala amalnya dengan kepercayaan terhadap janji-Nya kepada mereka
untuk mendapatkan anugerah dan ampunan-Nya. Allah Ta 'ala berfirman :
</span><span style="color: #cc0000; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Katakanlah:
"Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka
bergembira.<br />Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang
mereka kumpulkan."</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">
(Yunus: 58). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Sebagian orang bijak berujar:
"Tiada seorang pun yang bergembira dengan selain Allah kecuali karena
kelalaiannya terhadap Allah, sebab orang yang lalai selalu bergembira dengan
permainan dan hawa nafsunya, sedangkan orang yang berakal merasa Senang dengan
Tuhannya." </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Ketika Nabi shallallahu alaihi
wasallam tiba di Madinah, kaum Anshar memiliki dua hari istimewa, mereka
bermain-main di dalamnya, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda
:</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span><span style="color: #0000cc; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Allah telah
memberi ganti bagi kalian dua hari yang jauh lebih baik, (yaitu) 'Idul fitri dan
'Idul Adha</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> (HR. Abu
Daud dan An-Nasa'i dengan sanad hasan). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Hadits ini menunjukkan bahwa
menampakka rasa suka cita di hari Raya adalah sunnah da disyari'atkan. Maka
diperkenankan memperluas hari Raya tersebut secara menyeluruh kepada segenap
kerabat dengan berbagai hal yang tidak diharamkan yang bisa mendatangkan
kesegaran badan dan melegakan jiwa, tetapi tidak menjadikannya lupa untuk ta'at
kepada Allah. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Adapun yang dilakukan kebanyakan
orang di saat hari Raya dengan berduyun-duyun pergi memenuhi berbagai tempat
hiburan dan permainan adalah tidak dibenarkan, karena hal itu tidak sesuai
dengan yang disyari'atkan bagi mereka seperti melakukan dzikir kepada Allah.
Hari Raya tidak identik dengan hiburan, permainan dan penghambur-hamburan
(harta), tetapi hari Raya adalah untuk berdzikir kepada Allah dan
bersungguh-sungguh dalam beribadah. Makanya Allah gantikan bagi umat ini dua
buah hari Raya yang sarat dengan hiburan dan permainan dengan dua buah Hari Raya
yang penuh dzikir, syukur dan ampunan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Di dunia ini kaum mukminin
mempunyai tiga hari Raya: hari Raya yang selalu datang setiap minggu dan dua
hari Raya yang masing-masing datang sekali dalam setiap tahun. Adapun hari Raya
yang selalu datang tiap minggu adalah hari Jum'at, ia merupakan hari Raya
mingguan, terselenggara sebagai pelengkap (penyempurna) bagi shalat wajib lima
kali yang merupakan rukun utama agama islam setelah dua kalimat syahadat.
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Sedangkan dua hari Raya yang tidak
berulang dalam waktu setahun kecuali sekali adalah: </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">1.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>'Idul Fitri setelah puasa
Ramadhan, hari raya ini terselenggara sebagai pelengkap puasa Ramadhan yang
merupakan rukun dan asas Islam keempat. Apabila kaum muslimin merampungkan puasa
wajibnya, maka mereka berhak mendapatkan ampunan dari Allah dan terbebas dari
api Neraka, sebab puasa Ramadhan mendatangkan ampunan atas dosa yang lain dan
pada akhirnya terbebas dari Neraka. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Sebagian manusia dibebaskan dari
Neraka padahal dengan berbagai dosanya ia semestinya masuk Neraka, maka Allah
mensyari'atkan bagi mereka hari Raya setelah menyempurnakan puasanya, untuk
bersyukur kepada Allah, berdzikir dan bertakbir atas petunjuk dan syari'at-Nya
berupa shalat dan sedekah pada hari Raya tersebut. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Hari Raya ini merupakan hari
pembagian hadiah, orang-orang yang berpuasa diberi ganjaran puasanya, dan
setelah hari Raya tersebut mereka mendapatkan ampunan. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">2.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>'Idul Adha di Hari Raya Kurban,
ia lebih agung dan utama daripada 'Idul Fitri. Hari Raya ini terselenggara
sebagai penyempurna ibadah haji yang merupakan rukun Islam kelima, bila kaum
muslimin merampungkan ibadah hajinya, niscaya diampuni dosanya. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Inilah macam-macam hari Raya kaum
muslimin di dunia, semuanya dilaksanakan saat rampungnya ketakwaan kepada Yang
Maha Menguasai dan Yang Maha Pemberi, di saat mereka berhasil memperoleh apa
yang dijanjikan-Nya berupa ganjaran dan pahala. (Lihat Lathaa'iful Ma'arif,
oleh Ibnu Rajab, hlm. 255-258)</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div>
Calung Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/06517242537721485213noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8792973185644000089.post-71856177414562349122013-07-06T18:15:00.004-07:002013-07-06T18:15:36.811-07:00HIKMAH DISYARI’ATKANNYA ZAKAT FITRAH
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Di antara hikmah disyari'atkannya
zakat fitrah adalah : </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">a.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>Zakat fitrah merupakan zakat
diri, di mana Allah memberikan umur panjang baginya sehingga ia bertahan dengan
nikmat-Nya. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">b.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>Zakat fitrah juga merupakan
bentuk pertolongan kepada umat Islam, baik kaya maupun miskin sehingga mereka
dapat berkonsentrasi penuh untuk beribadah kepada Allah Ta'ala dan bersukacita
dengan segala anugerah nikmat-Nya. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">c.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>Hikmahnya yang paling agung
adalah tanda syukur orang yang berpuasa kepada Allah atas nikmat ibadah puasa.
(Lihat Al Irsyaad Ila Ma'rifatil Ahkaam, oleh Syaikh Abd. Rahman bin Nashir As
Sa'di, hlm. 37.) </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">d.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>Di antara hikmahnya adalah
sebagaimana yang terkandung dalam hadits Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma di atas,
yaitu puasa merupakan pembersih bagi yang melakukannya dari kesia-siaan dan
perkataan buruk, demikian pula sebagai salah satu sarana pemberian makan kepada
fakir miskin. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Ya Allah terimalah shalat· kami,
zakat dan puasa kami serta segala bentuk ibadah kami sesungguhnya Engkau
Mahakuasa atas segala sesuatu. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Shalawat dan salam semoga
dilimpahkan selalu kepada Nabi Muhammad, segenap keluarga dan sahabatnya.
Amin.</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div>
Calung Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/06517242537721485213noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8792973185644000089.post-27096879406161556472013-07-06T18:15:00.001-07:002013-07-06T18:15:09.750-07:00ZAKAT FITRAH
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Diantara dalil yang menganjurkan
untuk menunaikan zakat fitrah adalah : </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">1.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>Firman Allah Ta'ala :
</span><span style="color: #cc0000; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Sesungguhnya
beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama
Tuhannya, lalu dia shalat"</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> (Al-A'la: 14-15) </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">2.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>Hadits shahih yang diriwayatkan
oleh Ibnu Abbas radhiallahu 'anhu, ia berkata : </span><span style="color: #0000cc; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam telah mewajibkan zakat fitrah bagi orang merdeka
dan hamba sahaya, laki-laki dan perempuan, anak-anak dan orang dewasa dari kaum
muslimin. Beliau memerintahkan agar (zakat fituah tersebut) ditunaikan sebelum
orang-orang melakukan shalat 'Id (hari Raya)"</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> (Muttafaq 'Alaih) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Setiap muslim wajib membayar zakat
fitrah untuk dirinya dan orang yang dalam tanggungannya sebanyak satu sha' (+-
3 kg) dari bahan makanan yang berlaku umum di daerahnya. Zakat tersebut wajib
baginya jika masih memiliki sisa makanan untuk diri dan keluarganya selama
sehari semalam. Zakat tersebut lebih diutamakan dari sesuatu yang lebih
bermanfaat bagi fakir miskin. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Adapun waktu pengeluarannya yang
paling utama adalah sebelum shalat 'Id, boleh juga sehari atau dua lari
sebelumnya, dan tidak boleh mengakhirkan mengeluaran zakat fitrah setelah hari
Raya. Dari Ibnu </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Abbas radhiallahu 'anhuma :
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mewajibkan zakat fihrah sebagai
penyuci orang yang berpuasa dari kesia-siaan dan ucapan kotor, dan sebagai
pemberian makan kepada fakir miskin.</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #0000cc; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Barangsiapa yang
mengeluarkannya sebelum shalat 'Id, maka zakatnya diterima, dan barang siapa
yang membayarkannya setelah shalat 'Id maka ia adalah sedekah biasa</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">. "(HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)
(Dan diriwayatkan pula Al Hakim, beliau berkata : shahih menurut kriteria Imam
Al-Bukhari.) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Zakat fitrah tidak boleh diganti
dengan nilai nominalnya(*),(*)''' Berdasarkan hadits Abu Said Al Khudhri yang
menyatakan bahwa zakat fithrah adalah dari limajenis makanan pokok (Muttafaq
'Alaih). Dan inilah pendapat jumhur ulama. Selanjutnya sebagian ulama menyatakan
bahwa yang dimaksud adalah makanan pokok masing-masing negeri. Pendapat yang
melarang mengeluarkan zakat fithrah dengan uang ini dikuatkan bahwa pada zaman
Nabi shallallahu hlaihi wasallam juga terdapat nilai tukar (uang), dan
seandainya dibolehkan tentu beliau memerintahkan mengeluarkan zakat dengan nilai
makanan tersebut, tetapi beliau tidak melakukannya. Adapun yang membolehkan
zakat fithrah dengan nilai tukar adalah Madzhab Hanafi. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Karena hal itu tidak sesuai dengan
ajaran Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan diperbolehkan bagi jamaah
(sekelompok manusia) membeyikan jatah seseorang, demikian pula seseorang boleh
memberikan jatah orang banyak. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Zakat fitrah tidak boleh diberikan
kecuali hanya kepada fakir miskin atau wakilnya. Zakat ini wajib dibayarkan
ketika terbenamnya matahari pada malam 'Id. Barangsiapa meninggal atau mendapat
kesulitan (tidak memiliki sisa makanan bagi diri dan keluarganya, pen.) sebelum
terbenamnya matahari, maka dia tidak wajib membayar zakat fitrah. Tetapi jika ia
mengalaminya seusai terbenam matahari, maka ia wajib membayarkannya (sebab ia
belum terlepas dari tanggungan membayar fitrah). </span></div>
Calung Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/06517242537721485213noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8792973185644000089.post-60207500115525529112013-07-06T18:12:00.002-07:002013-07-06T18:12:30.393-07:00FATWA-FATWA PENTING
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">A.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>FATWA RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM SEKITAR PUASA :</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></b></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;">v<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Seorang
sahabat bertanya kepada beliau: "Wahai Rasulullah, Saya lupa sehingga makan dan
minum, padahal saya sedang berpuasa." Beliau menjawab : "Allah telah memberimu
makan dan minum" (HR. Abu Daud). Dan dalam riwayat Ad-Daruquthni dengan sanad
shahih disebutkan "Sempurnakan puasamu dan kamu tidak wajib mengqadhanya,
sesungguhnya Allah telah memberimu makan dan minum" peristiwa itu terjadi pada
hari pertama di bulan Ramadhan.</span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;">v<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> Pernah juga
beliau ditanya tentang benang putih dan hitam, jawab beliau : "Yaitu terangnya
siang dan gelapnya malam." (HR. An-Nasa'i). "Seorang sahabat bertanya: "Saya
mendapati shalat shubuh dalam keadaan junub, lain saya berpuasa -bagaimana
hukumnya-? Jawab beliau : "Aku juga pernah mendapati Shubuh dalam keadaan junub,
lantas aku berpuasa. "Ia berkata: "Engkau tidak seperti kami wahai Rasulullah,
karena Allah telah mengampuni semua dosamu baik yang lalu ataupun yang
belakangan. Nabi shallallahu halaihi wasallam menjawab :</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Demi Allah, sungguh aku berharap
agar aku menjadi orang yang paling takut kepada Allah dan paling tahu akan
sesuatu yang bisa dijadikan alat bertakwa." (HR. Muslim). </span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;">v<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Beliau pernah
ditanya tentang puasa di perjalanan, maka beliau menjawab : "Terserah Kamu,
boleh berpuasa boleh pula berbuka." (HR. Muslim). </span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;">v<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Hamzah bin
'Amr pernah bertanya : "Wahai Rasulullah, saya mampu berpuasa dalam perjalanan,
apakah saya berdosa?" Beliau menjawab : "Ia adalah rukhshah (keringanan) dari
Allah, barangsiapa mengambilnya baik baginya dan barangsiapa lebih suka berpuasa
maka ia tidak berdosa."</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">(HR. Muslim). </span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;">v<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Sewaktu
ditanya tentang meng-qadha' puasa dengan tidak berturut-turut, beliau menjawab :
"Hal itu kembali kepada dirimu (tergantung kemampuanmu), bagaimana pendapatmu
jika salah seorang di antara kamu mempunyai tanggungan hutang lalu mencicilnya
dengan satu dirham dua dirham, tidakkah itu merupakan bentuk pelunasan? Allah
Maha Pemaaf dan Pengampun." (HR. Ad-DaYuquthni, isnadnya hasan). </span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;">v<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Ketika ditanya
oleh seorang wanita: "Wahai Rasulullah, ibu saya telah meninggal sedangkan ia
berhutang puasa nadzar, bolehkah saya berpuasa untuknya? Beliau menjawab :
"Bagaimana pendapatmu jika ibumu memiliki tanggungan hutang lantas kamu lunasi,
bukankah itu membuat lunas hutangnya? la berkata, 'Benar'. </span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda, 'Puasalah untuk ibumu.' Hadits Muttafaq 'Alaih) (Lihat I'laarnul
Muwaqqii'in 'An Rabbil 'Aalamiin, oleh Ibnul Qayyim, 4/266-267) </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">B.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>SEBAGIAN FATWA IBNU TAIMIYAH</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Beliau ditanya tentang hukum
berkumur dan memasukkan air ke rongga hidung (istinsyaq), bersiwak, mencicipi
makanan, muntah, keluar darah meminyaki rambut dan memakai celak bagi seseorang
yang sedang berpuasa, Jawaban beliau : "Adapun berkumur dan memasukkan air ke
rongga hidung adalah disyari'atkan, hal ini sesuai dengan kesepakatan para
ulama. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya juga melakukan hal
itu, tetapi beliau berkata kepada Al-Laqiit bin Shabirah : "Berlebih-lebihanlah
kamu dalam menghirup air ke hidung kecuali jika kamu sedang berpuasa." (HR. Abu
Daud, At-Tirmidzi, An-Nasaa'i dan Ibnu Maajah serta dishahihkan oleh Ibnu
Khuzaimah). </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
tidak melarang istinsyaq bagi orang yang berpuasa, tetapi hanya melarang
berlebih-lebihan dalam pelaksanaannya saja. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Sedangkan bersiwak adalah boleh,
tetapi setelah zawal (matahari condong ke barat) kadar makruhnya
diperselisihkan, ada dua pendapat dalam masalah ini dan keduanya diriwayatkan
dari Imam Ahmad, namun belum ada dalil syar'i yang menunjukkan makruhnya, yang
dapat menggugurkan keumuman dalil bolehnya bersiwak. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Mencicipi makanan hukumnya makruh
jika tanpa keperluan yang memaksa, tapi tidak membatalkan puasa. Adapun jika
memang sangat perlu, maka hal itu bagaikan berkumur, dan boleh hukumnya.
</span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Adapun mengenai hukum
muntah-muntah, jika memang disengaja dan dibikin-bikin maka batal puasanya,
tetapi jika datang dengan sendirinya tidak membatalkan. Sedangkan memakai minyak
rambut jelas tidak membatalkan puasa. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Mengenai hukum keluar darah yang
tak dapat dihindari seperti darah istihadhah, luka-luka, mimisan (keluar darah
dari hidung) dan lain sebagainya adalah tidak membatalkan puasa, tetapi
keluarnya darah haid dan nifas membatalkan puasa sesuai dengan kesepakatan para
ulama. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Adapun mengenakan celak (sipat
mata) yang tembus sampai ke otak, maka Imam Ahmad dan Malik berpendapat : Hal
itu membatalkan puasa, tetapi Imam Abu Hanifah dan Syafi'i berpendapat: hal itu
tidak membatalkan. (Lihat Majmu' Fataawaa, oleh Ibnu Taimiyah,
25/266-267. Wallahu A 'lam. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Ibnu Taimiyah menambahkan dalam
"Al-Ikhtiyaaraat" : "Puasa seseorang tidak batal sebab mengenakan celak, injeksi
(suntik), zat cair yang diteteskan di saluran air kencing, mengobati luka-luka
yang tembus sampai ke otak dan luka tikaman yang tembus ke dalam rongga tubuh.
Ini adalah pendapat sebagian ulama. (Lihat Al Ikhtiyaraatul Fiqhiyah, hlm.
108) Wallahu A 'lam'. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">C.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>SEBAGIAN FATWA SYAIKH ABDURRAHIMAN NASIR ASSA'DI</span></b></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Beliau ditanya tentang orang yang
meninggal sebelum melunasi puasa wajibnya, bagaimana hukumnya? Jawaban beliau :
"Jika ia meninggal sebelum membayar puasa wajibnya, seperti orang yang meninggal
dalam keadaan berhutang puasa Ramadhan, kemudian diberikan kepadanya kesehatan,
namun dia belum sempat menunaikannya, maka waijb baginya memberi makan kepada
satu orang miskin setiap hari sesuai dengan jumlah puasa yang ia tinggalkan.
Menurut Ibnu Taimiyah, jika puasanya diwakili maka sah hukumnya, hal ini kuat
sumber hukumnya. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Kondisi<b> </b>kedua :<b>
</b>Ia<b> </b>meninggal<b> </b>sebelum<b> </b>dapat menunaikan<b>
</b>tanggungan<b> </b>hutangnya<b> </b>seperti<b> </b>sakit<b> </b>di bulan<b>
</b>Ramadhan<b> </b>dan<b> </b>mati<b> </b>di<b> </b>pertengahannya,
sedangkan<b> </b>ia<b> </b>tidak<b> </b>berpuasa<b> </b>karena<b> </b>sakit<b>
</b>tersebut<b> </b>atau bahkan<b> </b>sakitnya<b> </b>berlangsung<b>
</b>terus<b> </b>hingga<b> </b>ajalnya<b> </b>tiba. Hal<b> </b>ini<b>
</b>tidak<b> </b>menjadikannya<b> </b>wajib<b> </b>membayar<b> </b><i>kaffarah
</i>meskipun<b> </b>kematiannya<b> </b>setelah<b> </b>rentang<b> </b>waktu<b>
</b>yang cukup<b> </b>lama,<b> </b>karena<b> </b>ia<b> </b>tidak<b>
</b>gegabah<b> </b>dan<b> </b>melalaikannya, demikian<b> </b>pula ia<b>
</b>tidak<b> </b>meninggalkannya<b> </b>kecuali<b> </b>adanya udzur<b>
</b>syar'i. (Lihat<b> </b><i>Al<b> </b>Irsyaadu<b> </b>Ilaa<b> </b>Ma'rifatil<b>
</b>Ahkaam,<b> </b></i>hlm.<b> </b>85-86.) </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dari Aisyah radhiallahu 'anha,
bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Barangsiapa meninggal
dunia sedangkan in punya tanggungan puasa, maka walinya boleh berpuasa
menggantikannya.<b>" (Muttafaq 'Alaih).</b> </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Hadits<b> </b>ini<b>
</b>menunjukkan<b> </b>anjuran<b> </b>berpuasa<b> </b>kepada orang<b>
</b>yang<b> </b>masih<b> </b>hidup<b> </b>untuk<b> </b>si<b> </b>mayit,<b>
</b>dan bahwasanya<b> </b>jika<b> </b>seseorang<b> </b>meninggal<b> </b>dalam<b>
</b>keadaan memiliki<b> </b>hutang<b> </b>puasa,<b> </b>maka<b> </b>boleh<b>
</b>digantikan<b> </b>oleh walinya." </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Imam<b> </b>Nawawi<b>
</b>berkomentar :<b> </b>"Para</span><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">ulama<b> </b>berbeda pendapat<b>
</b>tentang<b> </b>mayit<b> </b>yang<b> </b>memiliki<b> </b>tanggungan puasa<b>
</b>wajib,<b> </b>seperti<b> </b>puasa<b> </b>Ramadhan,<b> </b>q<i>adha'<b>
</b></i>dan <i>nadzar<b> </b></i>ataupun<b> </b>yang<b> </b>lain.<b>
</b>Apakah<b> </b>wajib<b> </b><i>diqadha </i>untuknya? </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dalam<b> </b>masalah<b> </b>ini<b>
</b>Imam<b> </b>Syafi'i<b> </b>memiliki<b> </b>dua pendapat,<b> </b>yang<b>
</b>terpopuler<b> </b>adalah,<b> </b>Tidak<b> </b>wajib<b> </b>diganti
puasanya,<b> </b>sebab<b> </b>puasa pengganti<b> </b>untuk<b> </b>si<b>
</b>mayit<b> </b>pada asalnya<b> </b>tidak<b> </b>sah.<b> </b>Adapun<b>
</b>pendapat<b> </b>kedua, 'Disunnahkan<b> </b>bagi<b> </b>walinya<b>
</b>untuk<b> </b>berpuasa<b> </b>sebagai pengganti<b> </b>bagi<b> </b>si<b>
</b>mayit,<b> </b>hingga<b> </b>si<b> </b>mayit<b> </b>terbebas<b> </b>dari
tanggungannya<b> </b>dan<b> </b>tidak<b> </b>usah<b> </b>membayar<b>
</b><i>kaffarah </i>(memberi<b> </b>makan<b> </b>orang<b> </b>miskin<b>
</b>sesuai<b> </b>dengan<b> </b>bilangan puasa<b> </b>yang<b>
</b>ditinggalkannya).<b> </b>Pendapat<b> </b>inilah<b> </b>yang benar<b>
</b>dan<b> </b>terbaik<b> </b>menurut<b> </b>keyakinan<b> </b>kami.<b> </b>Dan
pendapat<b> </b>inipun<b> </b>dibenarkan<b> </b>oleh<b> </b>para<b> </b>penelaah
madzhab<b> </b>kami<b> </b>-yang<b> </b>menghimpun dan<b> </b>menyatukan
disiplin<b> </b>ilmu<b> </b>fiqh<b> </b>dan<b> </b>hadits-<b> </b>berdasarkan<b>
</b>hadits-hadits shahih<b> </b>diatas. (Lihat<b> </b><i>Al<b> </b>Majmu'atul<b>
</b>Jalilah,<b> </b></i>hlm.<b> </b>158.) <i>Wallahu<b> </b>A 'lam.<b> </b></i>"
</span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">D.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>BEBERAPA FATWA ULAMA NEJED (ARAB SAUDI)</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;">v<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Syaikh<b>
</b>Abdullah<b> </b>bin<b> </b>Syaikh<b> </b>Muhammad<b> </b>ditanya mengenai<b>
</b>mulai<b> </b>kapan<b> </b>seorang<b> </b>anak<b> </b>yang<b> </b>menginjak
dewasa<b> </b>diperintah<b> </b>melakukan<b> </b>ibadah<b> </b>puasa? Beliau<b>
</b>menjawab :<b> </b>"Anak<b> </b>yang<b> </b>belum<b> </b>dewasa<b> </b>jika
ia<b> </b>mampu<b> </b>berpuasa<b> </b>maka<b> </b>pantas<b> </b>diperintah
melaksanakannya,<b> </b>dan<b> </b>bila<b> </b>meninggalkannya<b> </b>diberi
hukuman.</span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;">v<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Syaikh Hamd
bin Atiq ditanya tentang seorang wanita yang mendapati darah sebelum terbenam
matahari, apakah puasanya dinyatakan sah? <br />Beliau menjawab : "Puasanya tidak
sempurna pada hari itu." </span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;">v<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Syaikh Abdulah
bin Syaikh Muhammad ditanya mengenai orang yang makan (berbuka) di bulan
Ramadhan, bagaimana hukumnya?<br />Beliau menjawab : "Orang yang makan di siang
hari bulan Ramadhan atau minum harus diberi pelajaran (dengan hnkuman) supaya
jera." </span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;">v<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Syaikh
Abdullah Ababathin ditanya tentang orang yang berpuasa mendapatkan aroma
sesuatu, bagaimana hukumnya?<br />Beliau menjawab : "Semua aroma yang tercium oleh
orang yang sedang menunaikan ibadah puasa tidak membatalkan puasanya kecuali bau
rokok, jika ia menciumnya dengan sengaja maka batallah puasanya.<br />Tetapi jika
asap rokok masuk ke hidungnya tanpa disengaja tidak membatalkan, sebab amat
sulit untuk menghindarinya. Wallahu A'lam" </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Semoga sbalawat dan salam
senantiasa dilimpahkan kepada Nabi MUhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam,
segenap keluarga dan sababatnya, amin.</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div>
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span>Calung Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/06517242537721485213noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8792973185644000089.post-92098208341679585432013-07-06T18:11:00.002-07:002013-07-06T18:11:29.477-07:00CATATAN PENTING
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">1.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Pada bulan Ramadhan tidak sedikit orang yang membuat berbagai variasi
pada menu makanan dan minuman mereka. Walaupun hal itu diperbolehkan, tetapi
tidak dibenarkan israf (erlebih-lebihan) dan melampaui batas. Justeru seharusnya
adalah menyederhanakan makanan dan minuman. Allah Ta'ala berfirman :
</span><span style="color: #cc0000; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Makan dan
minumlah dan janganlah kalian berbuat israf (berlebih-lebihan), sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat israf."</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> (Al-A'raaf: 31). Ayat ini
termasuk pangkal ilmu kedokteran. Sebagian salaf berkomentar : "Allah
mengklasifikasikan seluruh ilmu kedokteran hanya dalam setengah ayat," lantas
membacakan ayat ini. ( Lihat Tafsir Ibnu Katsir 2/210.) </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Ayat ini menganjurkan makan dan
minum yang merupakan penopang utama bagi kelangsungan hidup seseorang, kemudian
melarang berlebih-lebihan dalam hal tersebut karena dapat membahayakan tubuh.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span><span style="color: #0000cc; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Makanlah,
minumlah, berpakaianlah dan bersedekahlah tanpa disertai dengan berlebih-lebihan
dan kesombongan."</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">
(HR. Abu Daud dan Ahmad, Al-Bukhari meriwayatkannya secara mu'allaq) </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Nabi shallallahu halaihi wasallam
bersabda lagi : “</span><span style="color: #0000cc; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Tiada tempat yang
lebih buruk, yang dipenuhi anak Adam daripada perutnya, cukuplah bagi mereka
beberapa snap yang dapat menopang tulang punggungnya (penyambung hidupnya) jika
hal itu tidak bisa dihindari maka masing-masing sepertiga bagian untuk
makanannya, minumnya dan nafasnya."</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> (HR. Ahmad, An-Nasaa'i, Ibnu
Majah dan At-Tfrmidzi, beliau berkomentar: Hadits ini Hasan, dan hadits ini
merupakan dasar utama bagi semua dasar ilmu kedokteran). (Lihat Al Majmu'atul
Jalilah, hlm. 452.) </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Malik bin Dinar radhiallahu'anhu
berkata : "Tidak pantas bagi seorang mukmin menjadikan perutnya sebagai tujuan
utama, dan nafsu syahwat mengendalikan dirinya." </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah
berkata: "Jika Anda menghendaki badan sehat dan tidur sedikit, maka makanlah
sedikit saja." </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dari Abu Hurairah radhiallahu
'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : </span><span style="color: #0000cc; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Sungguh, di
antara yang paling aku khawatirkan menimpa kamu sekalian adalah nafsu yang
menyesatkan dalam perut dan kemaluanmu serta hal-hal yang dapat menyesatkan hawa
nafsu."</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> (HR.Ahmad).
</span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Ketahuilah, bahwa dampak teringan
akibat berlebih-lebihan dalam makan dan minum adalah banyak tidur dan malas
melaksanakan shalat tarawih serta membaca Al-Qur'an, baik di waktu malam atau di
siang hari. Barangsiapa yang banyak makan dan minumnya, maka akan banyak
tidurnya sehingga tidak sedikit kerugian yang menimpanya </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Karena ia telah menyia-nyiakan
detik-detik Ramadhan yang mulia dan sangat berharga yang tidak dapat digantikan
dengan waktu lain serta tidak ada yang menyamainya. Ketahuilah bahwa waktumu
terbatas dan detak nafasmu terkalkulasi rapi, sedangkan dirimu nanti akan
dimintai pertanggungjawaban atas waktumu, dan kamu akan diganjar atas perbuatan
yang kamu lakukan di dalamnya. Maka janganlah sekali-kali kamu menyia-nyiakannya
tanpa amal perbuatan dan jangan kamu biarkan umurmu pergi percuma, terutama pada
bulan dan musim yang mulia dan agung ini. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">2.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Jika diperhatikan, banyak manusia yang menghabiskan siang hari di bulan
Ramadhan hanya untuk tidur mendengkur, sementara malamnya mereka habiskan untuk
mengobrol dan bermain-main, sehingga mereka tidak merasakan puasa sedikit pun
bahkan tidak sedikit yang meninggalkan shalat berjamaah, semoga Allah
menunjukinya. Hal ini mengandung bahaya dan kerugian yang sangat besar bagi
mereka, karena Ramadhan adalah musim segala ibadah seperti melaksanakan shalat,
puasa, membaca Al-Qur'an, dzikir, berdo'a dan mohon ampunan. Ramadhan merupakan
bilangan hari, yang berlalu dengan cepat dan menjadi saksi ketaatan bagi
orang-orang yang taat, sekaligus sebagai saksi bagi para tukang maksiat atas
semua perbuatan maksiatnya. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Seyogyanya setiap muslim selalu
memanfaatkan waktunya dalam hal-hal yang berguna, janganlah memperbanyak makan
di malam hari dan tidur di siang hari, jangan pula menyia-nyiakan sedikit pun
waktunya tanpa berbuat amal shalih atau mendekatkan diri kepada Tuhannya.
</span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Diriwayatkan dari Hasan Al-Bashri
rahimahullah, bahwasanya ia berkata : "Sesungguhnya Allah Ta'ala menjadikan
bulan Ramadhan sebagai saat untuk berlomba-lomba dalam amal kebajikan dan
bersaing dalam melakukan amal shalih. Maka satu kaum mendahului lainnya dan
mereka menang, sedangkan yang lain terlambat dan mereka pun kecewa." </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Ketahuilah bahwa siang dan malam
hari itu merupakan gudang bagi manusia yang sarat dengan simpanan amal baik atau
buruknya. Kelak pada hari Kiamat akan dibuka gudang ini untuk (diperlihatkan dan
diserahkan kepada) pemiliknya. Orang-orang yang bertakwa akan mendapati simpanan
mereka berupa penghargaan dan kemuliaan, sedangkan orang-orang pendosa yang
menyia-nyiakan waktunya akan mendapatkan kerugian dan penyesalan. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">3.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Sebagian orang malah begadang sepanjang malam, yang hal tersebut hanya
membawa dampak negatif, baik berupa obrolan kosong, permainan yang tidak ada
manfaatnya ataupun keluyuran di jalanan. Mereka makan sahur di pertengahan malam
dan tertidur sehingga tidak melaksanakan shalat Shubuh berjamaah. Dalam hal inl
banyak hal-hal yang dilarang, di antaranya adalah : </span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">a.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Begadang tanpa manfaat, padahal Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sangat
membenci tidur sebelum shalat Isya' dan berbicara sesudahnya, kecuali dalam
hal-hal yang baik, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Ibnu Mas'ud :
"Tidak diperkenankan bercakap-cakap di malam hari kecuali bagi orang yang sedang
mengerjakan shalat atau sedang bepergian." (HR. Ahmad, As-Suyuti menandainya
sebagai hadits hasan).</span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">b.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Tersia-siakannya waktu yang amat mahal di bulan Ramadhan dengan percuma,
padahal manusia akan merugi sekali dari setiap waktunya yang berlalu tanpa diisi
dengan dzikir sedikit pun kepada Allah. </span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">c.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Mendahulukan sahur sebelum saat yang dianjurkan dan disunnahkan yakni di
akhir malam sebelum fajar. </span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">d.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Dan musibah terbesar adalah ia tertidur hingga meninggalkan shalat Shubuh
tepat pada waktunya dengan berjamaah, padahal pahalanya sebanding dengan
melaksanakan shalat separuh malam bahkan semalam suntuk, sebagaimana disebutkan
dalam hadits riwayat Utsman radhiallahu 'anhu bahwasanya Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda : </span><span style="color: #0000cc; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Barangsiapa
mendirikan shalat Isya' dengan berjamaah, maka ia bagaikan melaksanakan shalat
separuh malam, dan barangsiapa shalat shubuh berjamaah maka ia bagaikan shalat
semalam suntuk."</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> (HR.
Muslim). </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Oleh karena itu, mereka yang
selalu mengakhirkan shalat dan bermalas-malasan dalam melaksanakannya serta
menghalangi dirinya sendiri dari keutamaan dan pahala shalat berjamaah yang
agung berarti memiliki sifat-sifat orang munafik. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Allah Ta 'ala berfirman :
</span><span style="color: #cc0000; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Sesungguhnya
orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan
apabila mereka mendirikan shalat mereka mendirikannya dengan malas."</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> (An-Nisaa': 142). </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda : </span><span style="color: #0000cc; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Sesungguhnya
shalat yang terberat bagi orang-orang munafik adalah shalat Isya' dan Shubuh,
jika mereka mengetahui pahalanya, niscaya mereka mendatanginya kendatipun dengan
merangkak."</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> (HR.
Al-Bukhari dan Muslim). </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Maka sudah selayaknya -terutama di
bulan Ramadhan- setiap muslim segera tidur setelah melaksanakan shalat tarawih,
lain secepatnya bangun di akhir malam, kemudian shalat malam dan menyibukkan
diri dengan dzikir, do'a, istighfar dan taubat sebelum dan seusai sahur hingga
shalat fajar. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Tetapi lebih utama lagi jika ia
habiskan malam harinya dengan membaca dan mempelajari Al-Qur'an, sebagaimana
yang telah dilakukan Nabi shallallahu a'alaihi wasallam bersama Jibril 'alaihis
salam. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Allah Ta'ala memuji dan menyanjung
orang-orang yang memohon ampunan di akhir malam, sebagaimana dalam firman-Nya :
</span><span style="color: #cc0000; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Mereka sedikit
sekali ridur di malam hari, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampunan
kepada Allah).</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"
(Adz-Dzaariyaat:17-l8). </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda : </span><span style="color: #0000cc; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Allah Ta'ala
turun ke langit dunia setiap malam sewaktu malam tinggal sepertiga bagian akhir,
lantas berfirman, “Barangsiapa berdo'a akan Aku kabulkan. Barangsiapa yang
memohon pasti Aku perkenankan. Barangsiapa minta ampun niscaya Aku
mengampuninya, hingga terbit fajar."</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> (HR. Muslim) </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Maka sudah sepantasnya bagi setiap
muslim yang selalu berharap rahmat Tuhannya dan takut terhadap siksaNya-
memanfaatkan kesempatan penting ini, dengan berdo'a dan mohon ampun kepada Allah
untuk dirinya, kedua orang tuanya, anak-anaknya, segenap kaum muslimin dan para
penguasanya. Memohon ampun dan bertaubat kepada Allah di setiap malam bulan
Ramadhan dan di setiap saat dari umurnya yang terbatas sebelum maut menjemput,
amal perbuatan terputus dan penyesalan berkepanjangan. Allah Ta'ala berfirman :
</span><span style="color: #cc0000; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Dan
bertaubatlah kalian semua orang-orang yang beriman supaya kalian
beruntung."</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> (An-Nuur:
31), </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Ya Allah terimalah taubat kami,
sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat dan Maha Penyayang. Semoga shalawat dan
salam selalu dilimpahkan ke haribaan Nabi Muhammad, segenap keluarga dan para
sahabatnya. </span></div>
Calung Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/06517242537721485213noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8792973185644000089.post-66277104919023205762013-07-06T18:10:00.002-07:002013-07-06T18:10:35.983-07:00PERINGATAN
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Sebagian orang apabila datang
bulan Ramadhan, mereka bertaubat, mendirikan shalat dan melaksanakan badah
puasa. Namun jika Ramadhan lewat mereka kembali meninggalkan shalat dan
melakukan perbuatan maksiat. Mereka inilah seburuk-buruk manusia, karena mereka
tidak mengenal Allah kecuali di bulan Ramadhan saja. Tidakkah mereka tahu bahwa
pemilik bulan-bulan itu adalah Satu, berbagai bentuk kemaksiatan adalah haram di
setiap waktu dan Allah Maha Mengetahui setiap gerak-gerik mereka di mana saja
dan kapan saja. Maka sebaiknya mereka cepat-cepat bertaubat nashuha, yakni
dengan meninggalkan berbagai bentuk kemaksiatan, menyesalinya dan bertekad untuk
tidak mengulanginya di masa mendatang, sehingga taubatnya diterima Allah dan
diampuni segala dosanya. Allah Ta'ala berfirman : "Dan bertaubatlah kamu
sekalian kepada Allah, hai orang-orangyang beriman supaya kamu beruntung.
(An-Nur : 31). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dan dalam ayat yang lain Allah Ta
'ala berfirman : </span><span style="color: #cc0000; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Hai orang-orang
yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya,
mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan
kamu ke dalam Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">" (At-Tahrim : 8). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Barangsiapa mohon ampunan kepada
Allah dengan lisannya, namun hatinya tetap terpaut dengan kemaksiatan dan
bertekad untuk kembali melakukannya selepas Ramadhan, lalu dia benar-benar
melaksanakan niatnya tersebut, maka puasanya tertolak dan tidak diterima.
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Aku mohon ampun kepada Allah dan
bertaubat kepada-Nya, Dzat yang tiada Tuhan yang haq kecuali Dia, Yang Maha
hidup dan Berdiri Sendiri. Tuhanku, ampunilah dosaku dan terimalah taubatku
karena sesungguhnya hanya Engkaulah Yang Maha Menerima taubat dan Maha
Penyayang. Ya Allah aku telah berbuat banyak kezhaliman terhadap diriku sendiri
dan tiada yang dapat mengampuni dosa melainkan Engkau, maka ampunilah aku dengan
ampunan dari sisi-Mu dan rahmatilah aku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan
Maha Penyayang. Semoga shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad, segenap keluarga dan para sahabat beliau. </span></div>
Calung Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/06517242537721485213noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8792973185644000089.post-33266707337911808552013-07-06T18:09:00.002-07:002013-07-06T18:09:42.295-07:00BERPISAH DENGAN RAMADHAN
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Disebutkan dalam Shahihain sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : </span><span style="color: #0000cc; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Barangsiapa puasa
bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari (Allah), niscaya diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu. "</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dan dalam Musnad Imam Ahmad dengan
sanad hasan disebutkan: </span><span style="color: #0000cc; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Dan (dosanya)
yang Kemudian”. "Barangsiapa mendirikan shalat pada malam Lailatul Qadar, karena
iman dan mengharap pahala dari Allah niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu, dan barangsiapa mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan
mengharap pahala dari (Allah), niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."
An-Nasa'i menambahkan: "Diampuni dosanya, baik yang telah lalu maupun yang
datang belakangan. " </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Ibnu Hibban dan A1Baihaqi
meriwayatkan dari Abu Sa'id, bahwa Rasulullah shallallahu 'alihi wasallam
bersabda : "Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dan mengetahui batas-batasnya
(ketentuan-ketentuannya) serta memelihara hal-hal yang harus dijaga, maka
dihapus dosanya yang telah lalu." </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Ampunan dosa tergantung pada
terjaganya sesuatu yang harus dijaga seperti melaksanakan kewajiban-kewajiban
dan meninggalkan segala yang haram. Mayoritas ulama berpendapat bahwa ampunan
dosa tersebut hanya berlaku pada dosa-dosa kecil, hal itu berdasarkan hadits
riwayat Muslim, bahwasanya Nabi shallallahu 'alihi wasallam bersabda : "Shalat
lima waktu, Jum'at sampai dengan Jum'at berikutnya dan Ramadhan sampai Ramadhan
berikutnya adalah penghapus dosa yang terjadi di antara waktu-waktu tersebut,
selama dosa-dosa besar ditinggalkan. " </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Hadits ini memiliki dua konotasi
:</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Pertama : Bahwasanya penghapusan
dosa itu terjadi dengan syarat menghindari dan menjauhi dosa-dosa besar.
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Kedua : Hal itu dimaksudkan
bahwa kewajiban-kewajiban tersebut hanya menghapus dosa-dosa kecil. Sedangkan
jumhur ulama berpendapat, bahwa hal itu harus disertai dengan taubat nashuha
(taubat yang semurni-murninya) . </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Hadits Abu Hurairah di atas
menunjukkan bahwa tiga faktor ini yakni puasa, shalat malam di bulan Ramadhan
dan shalat pada malam Lailatul Qadar, masing-masing dapat menghapus dosa yang
telah lampau, dengan syarat meninggalkan segala bentuk dosa besar. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dosa besar adalah sesuatu yang
mengandung hukuman tertentu di dunia atau ancaman keras di akhirat, seperti
zina, mencuri, minum arak, melakukan praktek riba, durhaka terhadap orang tua,
memutuskan tali keluarga dan memakan harta anak yatim secara zhalim dan
semena-mena. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dalam firman-Nya, Allah Ta 'ala
menjamin orang-orang yang menjauhi dosa besar akan diampuni semua dosa kecil
mereka : </span><span style="color: #cc0000; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Jika kamu
menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang kamu dilarang mengerjakannya,
niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosa kecilmu) dan Kami
memasukkanmu ke tempat yang mulia (Surga).</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">" (An-Nisaa': 31). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Barangsiapa melaksanakan puasa dan
amal kebajikan lainnya secara sempurna, maka ia termasuk hamba pilihan.
Barangsiapa yang curang dalam pelaksanaannya, maka Neraka Wail pantas untuknya.
Jika Neraka Wail diperuntukkan bagi orang yang mengurangi takaran di dunia,
bagaimana halnya dengan mengurangi takaran agama. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Ketahuilah bahwa para salafus
shalih sangat bersungguh-sungguh dalam mengoptimalkan semua pekerjaannya, lantas
memperhatikan dan mementingkan diterimanya amal tersebut dan sangat khawatir
jika ditolak. Mereka itulah orang-orang yang diganjar sesuai dengan perbuatan
mereka sedangkan hatinya selalu gemetar (karena takut siksa Tuhannya).
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Mereka lebih mementingkan aspek
diterimanya amal daripada bentuk amal itu sendiri, mengenai hal ini Allah Ta
'ala berfirman : </span><span style="color: #cc0000; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Sesungguhnya
Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa. "</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> (Al-Maa'idah:27). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Oleh karena itu mereka berdo'a
(memohon kepada Allah) selama 6 (enam) bulan agar dipertemukan lagi dengan bulan
Ramadhan, kemudian berdo'a lagi selama 6 (enam) bulan berikutnya agar semua
amalnya diterima. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Banyak sekali sebat-sebab
didapatnya ampunan di bulan Ramadhan oleh karena itu barangsiapa yang tidak
mendapatkan ampunan tersebut, maka sangatlah merugi. Nabi Shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda : </span><span style="color: #0000cc; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Jibril
mendatangiku seraya berkata : “Barangsiapa yang mendapati bulan Ramadhan, lantas
tidak mendapatkan ampunan, kemudian mati, maka ia masuk Neraka serta dijauhkan
Allah (dari rahmat-Nya). 'Jibril berkata lagi;'Ucapkan amin' maka kuucapkan,
'Amin.' "</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> (HR. Ibnu
Hibban dan Ibnu Khuzaimah) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Ketahuilah saudaraku, bahwasanya
puasa di bulan Ramadhan, melaksanakan shalat di malam harinya dan pada malam
Lailatul Qadar, bersedekah, membaca Al-Qur'an, banyak berdzikir dan berdo'a
serta mohon ampunan dalam bulan mulia ini merupakan sebab diberikannya ampunan,
jika tidak ada sesuatu yang menjadi penghalang, seperti meninggalkan kewajiban
ataupun melanggar sesuatu yang diharamkan. Apabila seorang muslim melakukan
berbagai faktor yang membuatnya mendapat ampunan dan tiada sesuatu pun yang
menjadi penghalang baginya, maka optimislah untuk mendapatkan ampunan. Allah Ta
'ala berfirman : </span><span style="color: #cc0000; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Dan sesungguhnya
Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman dan beramal shalih,
kemudian tetap dijalan yang benar."</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> (Thaaha : 82). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Yakni terus melakukan hal-hal yang
menjadi sebab didapatnya ampunan hingga dia mati. Yaitu keimanan yang benar,
amal shalih yang dilakukan semata-mata karena Allah, sesuai dengan tuntunan
As-Sunnah dan senantiasa dalam keadaan demikian hingga mati. Allah Ta'ala
berfirman : </span><span style="color: #cc0000; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Dan sembahlah
Tuhanmu sampai datang kepadamu apa yang diyakini (ajal)."</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> (Al-Hijr : 99). Di sini Allah
tidak menjadikan batasan waktu bagi amalan seorang mukmin selain kematian.
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Jika keberadaan ampunan dan
pembebasan dari api neraka itu tergantung kepada puasa Ramadhan dan pelaksanaan
shalat di dalamnya, maka di kala hari raya tiba, Allah memerintahkan hamba-Nya
agar bertakbir dan bersyukur atas segala nikmat yang telah dianugerahkan kepada
mereka, seperti kemudahan dalam pelaksanaan ibadah puasa, shalat di malam
larinya, pertolongan-Nya terhadap mereka dalam nelaksanakan puasa tersebut,
ampunan atas segala dosa dan pembebasan dari api Neraka. Maka sudah selayaknya
bagi mereka untuk memperbanyak dzikir, takbir dan bersyukur kepada Tuhannya
serta selalu, bertaqwa kepada-Nya dengan sebenar-benar ketaqwaan. Allah Ta'ala
berfirman : </span><span style="color: #cc0000; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Dan hendaklah
kama mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas
petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu supaya kamu bersyukur.</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">" (Al-Baqarah: 185). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Wahai para pendosa demikian halnya
kita semua, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, karena
perbuatan-perbuatan jelekmu. Alangkah banyak orang sepertimu yang dibebaskan
dari Neraka dalam bulan ini, berprasangka baiklah terhadap Tuhanmu dan
bertaubatlah atas segala dosamu, karena sesungguhnya Allah tidak akan
membinasakan seseorang pun melainkan karena ia membinasakan dirinya sendiri.
Allah Ta 'ala berfirman : </span><span style="color: #cc0000; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Katakanlah: "Hai
hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kama
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">. (Az-Zumar:
53). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Sebaiknya puasa Ramadhan diakhiri
dengan istighfar (permohonan ampun), karena istighfar merupakan penutup segala
amal kebajikan, seperti shalat, haji dan shalat malam. Demikian pula dengan
majlis-majlis, sebaiknya ditutup dengannya. Jika majlis tersebut merupakan
tempat berdzikir maka istighfar adalah pengukuh baginya, namun jika majlis
tersebut tempat permainan maka istighfar berfungsi sebagai pelebur dan penghapus
dosa. (Lihat kitab Lathaaiful-Ma'aarif, oleh Ibnu Rajab, hlm. 220-228)
</span></div>
Calung Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/06517242537721485213noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8792973185644000089.post-37242841998163104592013-07-06T18:08:00.003-07:002013-07-06T18:08:34.741-07:00SYARAT-SYARAT TAUBAT
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Taubat dari segala dosa hukumnya
adalah wajib. Jika maksiat itu terjadi antara hamba dengan Allah, tidak
berkaitan dengan hak manusia maka ada tiga syarat taubat : </span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">1.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Hendaknya ia meninggalkan maksiat tersebut. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">2.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Menyesali perbuatannya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">3.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Berniat teguh untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut selama-lamanya.
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Apabila salah satu syarat ini
tidak terpenuhi, maka taubatnya tidak sah.<br />Adapun jika maksiat itu berkaitan
dengan hak manusia maka taubat itu diterima dengan empat syarat. Yakni ketiga
syarat di muka, dan yang keempat hendaknya ia menyelesaikan hak yang
bersangkutan. Jika berupa harta atau sejenisnya maka ia harus mengembalikannya.
Jika berupa had (hukuman) atas tuduhan atau sejenisnya maka hendaknya had itu
ditunaikan atau ia meminta maaf darinya. Jika berupa ghibah (menggunjing) maka
ia harus memohon maaf. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Ia wajib meminta ampun kepada
Allah dari segala dosa. Jika ia bertaubat dari sebagian dosa, maka taubat itu
diterima di sisi Allah, dan dosa-dosanya yang lain masih tetap ada. Banyak
sekali dalil-dalil dari Al-Qur'an, Sunnah dan Ijma' yang menunjukkan wajibnya
melakukan taubat. Dalil-dalil yang dimaksud telah kita uraikan di muka. Allah
menyeru kita untuk bertaubat dan ber-istighfar, Ia menjanjikan untuk mengampuni
dan menerima taubat kita, merahmati kita manakala kita bertaubat kepada-Nya
serta mengampuni dosa-dosa kita, dan sungguh Allah tidak mengingkari janji-Nya.
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Ya Allah, terimalah taubat kami,
sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Semoga shalawat dan salam
senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
Amin.</span></div>
Calung Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/06517242537721485213noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8792973185644000089.post-43932836403634008902013-07-06T18:07:00.003-07:002013-07-06T18:07:36.746-07:00TAUBAT DAN ISTIGHFAR
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">A.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Ayat-ayat tentang taubat :</span></b></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Allah Ta'ala berfirman :
"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampauli batas terhadap diri mereka
sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang." (Az-Zumar: 53),</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Dan barangsiapa mengerjakan
kejahatan dan menganiaya dirinya sendiri, kemudian ia memohon ampun kepada
Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
(An-Nisa': 110).</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">
</span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Dan Dia-lah yang menerima taubat
dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang
kamu kerjakan. "(AsySyuura: 25).</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Orang-orang yang mengevjakan
kejahatan kemudian bertaubat sesudah itu dan beriman, sesungguhnya Tuhan kamu,
sesudah taubat yang disertai dengan iman itu adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">
</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"(Al-A'raaf:
153),</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Dan bertaubatlah Kamu sekalian
kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. "(An-Nur:
31).</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Maka mengapa mereka tidak
bertaubat kepada Al-lah dan memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. (A1-Maa'idah: 74).</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Tidakkah mereka mengetahui,
bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat, dan
bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang?" (At- Taubah:
104).</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Hai orang-orang yang beriman,
bertaubatlah kalian kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya,
mudah-mudahan Tuhanmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu
ke dalam Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (At-Tahriim:
8).</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Dan sesungguhnya Aku Maha
Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal shalih, kemudian tetap
dijalan yang benar. (Thaaha: 82). </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">'Dan (juga) orang-orang yang
apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat
akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang
dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dan mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu Balasannya ialah
ampunan dari Tuhan mereka dan Surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai,
sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang
beramal." (Ali Imraan: 135-136). </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Firman Allah Ta'ala: 'Mereka
ingatAllah, maksudnya mereka ingat keagungan Allah, ingat akan perintah dan
larangan-Nya, janji dan ancaman-Nya, pahala dan siksa-Nya sehingga mereka segera
memohon ampun kepada Allah dan mereka mengetahui bahwasanya tidak ada yang dapat
mengampuni dosa-dosa selain daripada Allah. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dan firman Allah Ta'ala : "Dan
mereka tidak meneruskan perbuatan keji itu." Yakni mereka tidak tetap
melakukannya padahal mereka mengetahui hal itu dilarang dan bahwa ampunan Allah
bagi orang yang bertaubat daripadanya. </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dalam hadits disebutkan :
"Tidaklah (dianggap) melanjutkan (perbuatan keji) orang yang memohon ampun,
meskipun dalam sehari ia ulangi sebanyak 70 kali." (HR. Abu Ya'la Al-Maushuli,
Abu Daud, At-Tirmidzi dan Al-Bazzaar dalam Musnadnya, Ibnu Katsiir mengatakan,
ia hadits hasan; TafsiY Ibnu Katsir, 1/408). </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">B.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Hadits-hadits tentang taubat :</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div>
<ol style="margin-bottom: 0cm;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="color: black; direction: ltr; margin-left: 36pt; margin-right: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda : "Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kepada Allah dan
memohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya aku beutaubat dalam sehari sebanyak
100 kali" (HR. Muslim). Demikianlah keadaan Rasul shallallahu 'alaihi wasallam,
padahal beliau telah diampuni dosa-dosanya, baik yang lain maupun yang akan
datang. Tetapi Rasul shallallahu 'alaihi wasallam adalah hamba yang pandai
bersyukur, pendidik yang bijaksana, pengasih dan penyayang. Semoga shalawat dan
salam yang sempurna dilimpahkan Allah kepada beliau.<br /> </span>
</li>
<li class="MsoNormal" style="color: black; direction: ltr; margin-left: 36pt; margin-right: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Abu Musa radhiallahu 'anhu
meriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam : "Sesungguhnya Allah
membentangkan Tangan-Nya pada malam hari agar beutaubat orang yang berbuat jahat
di siang hari dan Dia membentangkan Tangan-Nya pada siang hari agar bertaubat
orang yang berbuat jahat di malam hari, sehingga matahari terbit dari Barat
(Kiamat)." (HR. Muslim)</span>
</li>
<li class="MsoNormal" style="color: black; direction: ltr; margin-left: 36pt; margin-right: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasalkam bersabda : "Barangssapa bertaubat sebelum matahari terbit dari Barat,
niscaya Allah menerima taubatnya." (HR.Muslim) Sebab jika matahari telah terbit
dari Barat maka, pintu taubat serta merta ditutup. Demikian pula tidak ada
gunanya taubat seseorang ketika dia hendak meninggal dunia. Allah berfirman :
"Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan
kejahatan (yang) hingga apabila datang ajaran kepada seseorang di antara mereka,
(barulah) ia mengatakan: “Sesungguhnya aku bertaubat sekarang.” (An- Nisaa':
18)</span>
</li>
<li class="MsoNormal" style="color: black; direction: ltr; margin-left: 36pt; margin-right: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda : "Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba, selama
(nyawanya) belum sampai di kerongkongan." (HR· At-Tirmidzi, dan ia
meng-hasan-kannya). Karena itu setiap muslim wajib bertaubat kepada Allah dari
segala dosa dan maksiat di setiap waktu dan kesempatan sebelum ajal mendadak
menjemputnya sehingga ia tak lagi memiliki kesempatan, lalu baru menyesal,
meratapi atas kelengahannya. Dan sungguh, tak seorang pun meninggal kecuali ia
menyesal. Jika dia orang baik, maka ia menyesal mengapa dia tidak memperbanyak
kebaikannya, dan jika ia orang jahat maka ia menyesal mengapa ia tidak
bertaubat, memohon ampun dan kembali kepada Allah.<br /> </span>
</li>
<li class="MsoNormal" style="color: black; direction: ltr; margin-left: 36pt; margin-right: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dari Ibnu Abbas radhiallahu'anhu,
ia berkata, Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda : "Barangsiapa
senantiasa beristighfar, niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya
kelapangan dan untuk setiap kesempitannya jalan keluar, dan akan diberi-Nya
rizki dari arah yang tiada disangka-sangka." (HR. Abu Daud) (Lihat kitab
Lathaa'iful Ma'arif, oleh Ibnu Rajab, hlm. 172-178) Imam Al-Auza'i ditanya:
"Bagaimana cara beristighfar? Beliau menjawab: "Hendaknya mengatakan :
"Astaghfirullah, astaghfirullah." Artinya, aku memohon ampunan kepada
Allah.</span>
</li>
<li class="MsoNormal" style="color: black; direction: ltr; margin-left: 36pt; margin-right: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Anas radhiallahu'anhu
meriwayatkan, aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, Allah
berfirman : "Allah Ta'ala berfirman:"Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau
memohon dan mengharap kepadaku, niscaya Aku ampuni dosa-dosamu yang lalu dan Aku
tidak peduli. Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu sampai ke awan langit,
kemudian engkau memohon ampun kepadaku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak
peduli. Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau datang kepadaku dengan
dosa-dosa sepenuh bumi dan kamu menemuiKu dalam keadaan tidak menyekutukanku
dengan sesuatu pun, niscaya Aku datangkan untukmu ampunan sepenuh bumi (pula)."
(HR. At-Tirmidzi, ia berkata hadits ini hasan), </span></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dalam hadits di atas disebutkan
tiga sebab mendapatkan ampunan : </span></div>
<ol style="margin-bottom: 0cm;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="color: black; direction: ltr; margin-left: 36pt; margin-right: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Berdo'a dengan penuh harap.
</span>
</li>
<li class="MsoNormal" style="color: black; direction: ltr; margin-left: 36pt; margin-right: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Beristighfar, yaitu memohon
ampunan kepada Allah. </span>
</li>
<li class="MsoNormal" style="color: black; direction: ltr; margin-left: 36pt; margin-right: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Merealisasikan tauhid, dan
memurnikannya dari berbagai bentuk syirik, bid'ah dan kemaksiatan. Hadits di
atas juga menunjukkan luasnya rahmat Allah, ampunan, kebaikan dan anugerah-Nya
yang banyak.</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">
</span></li>
</ol>
Calung Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/06517242537721485213noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8792973185644000089.post-13536200343787375672013-07-06T18:06:00.000-07:002013-07-06T18:06:19.071-07:00LAILATUL QADAR
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Allah Ta 'ala berfirman :
</span><span style="color: #cc0000; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Sesungguhnya Kami
telah menurunkannya (Al-Qur'an) saat Lailatul Qadar (malam kemuliaan). Dan
tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul qadar itu lebih baik dari
seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan
izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan
sampai terbit fajar</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">."
(Al-Qadr: 1-5), Allah memberitahukan bahwa Dia menurunkan Al-Qur'an pada malam
Lailatul Qadar, yaitu malam yang penuh keberkahan. Allah Ta'ala berfirman :
</span><span style="color: #cc0000; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Sesungguhnya Kami
menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">." (Ad Dukhaan : 3) Dan malam itu
berada di bulan Ramadhan, sebagaimana firman Allah Ta 'ala : "Bulan Ramadhan,
bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an. "(Al-Baqarah: 185). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Ibnu Abbas radhiallahu 'anhu
berkata : "Allah menurunkan Al-Qur'anul Karim keseluruhannya secara sekaligus
dari Lauh Mahfudh ke Baitul'Izzah (langit pertama) pada malam Lailatul Qadar.
Kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam sesuai dengan konteks berbagai peristiwa selama 23 tahun."
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Malam itu dinamakan Lailatul Qadar
karena keagungan nilainya dan keutamaannya di sisi Allah Ta 'ala. Juga, karena
pada saat itu ditentukan ajal, rizki, dan lainnya selama satu tahun, sebagaimana
firman Allah : </span><span style="color: #cc0000; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Pada malam itu
dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah."</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> (Ad-Dukhaan: 4). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Kemudian, Allah berfirman
mengagungkan kedudukan Lailatul Qadar yang Dia khususkan untuk menurunkan
Al-Qur'anul Karim : "Dan tahukah kama apakah Lailatul Qadar itu?" ( Lihat Tafsir
Ibnu Katsir, 4/429.) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Selanjutnya Allah menjelaskan
nilai keutamaan Lailatul Qadar dengan firman-Nya : "Lailatul Qadar itu lebih
baik dari pada seribu bulan." Maksudnya, beribadah di malam itu dengan ketaatan,
shalat, membaca, dzikir dan do'a sama dengan beribadah selama seribu bulan, pada
bulan-bulan yang di dalamnya tidak ada Lailatul Qadar. Dan seribu bulan sama
dengan 83 tahun 4 bulan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Lalu Allah memberitahukan
keutamaannya yang lain, juga berkahnya yang melimpah dengan banyaknya malaikat
yang turun di malam itu, termasuk Jibril 'alaihis salam. Mereka turun dengan
membawa semua perkara, kebaikan maupun keburukan yang merupakan ketentuan dan
takdir Allah. Mereka turun dengan perintah dari Allah. Selanjutnya, Allah
menambahkan keutamaan malam tersebut dengan firman-Nya : </span><span style="color: #cc0000; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Malam itu (penuh)
kesejahteraan hingga terbit fajar" </span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">(Al-Qadar: 5) Maksudnya, malam itu
adalah malam keselamatan dan kebaikan seluruhnya, tak sedikit pun ada kejelekan
di dalamnya, sampai terbit fajar. Di malam itu, para malaikat -termasuk
malaikat Jibril- mengucapkan salam kepada orang-orang beriman.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dalam hadits shahih Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan keutamaan melakukan qiyamul lail di
malam tersebut. Beliau bersabda :</span><span style="color: #0000cc; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Barangsiapa
melakukan shalat malam pada saat Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala
Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">(Hadits Muttafaq 'Alaih)
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Tentang waktunya, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : </span><span style="color: #0000cc; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Carilah Lailatul
Qadar pada (bilangan) ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
"</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> (HR. Al-Bukhari,
Muslim dan lainnya). Yang dimaksud dengan malam-malam ganjil yaitu malam dua
puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, dua puluh tujuh, dan malam dua puluh
sembilan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Adapun qiyamul lail di dalamnya
yaitu menghidupkan malam tersebut dengan tahajud, shalat, membaca Al-Qur'anul
Karim, dzikir, do'a, istighfar dan taubat kepada Allah Ta 'ala. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Aisyah radhiallahu 'anha berkata,
aku bertanya : "Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku mengetahui lailatul
Qadar, apa yang harus aku ucapkan di dalamnya?" Beliau menjawab, katakanlah
:</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span><span style="color: #0000cc; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Ya Allah,
sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau mencintai Pengampunan maka ampunilah
aku."</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> (HR.
At-Tirmidzi, ia berkata, hadits hasan shahih). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Pelajaran dari surat Al-Qadr
:</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">1.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Keutamaan Al-Qur'anul Karim serta ketinggian nilainya, dan bahwa ia
diturunkan pada saat Lailatul Qadar. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">2.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Keutamaan dan keagungan Lailatul Qadar, dan bahwa ia menyamai seribu
bulan yang tidak ada Lailatul Qadar di dalamnya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">3.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Anjuran untuk mengisi kesempatan-kesempatan baik seperti malam yang mulia
ini dengan berbagai amal shalih. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Jika Anda telah mengetahui
keutamaan-keutamaan malam yang agung ini, dan ia terbatas pada sepuluh hari
terakhir bulan Ramadhan maka seyogyanya Anda bersemangat dan bersungguh-sungguh
pada setiap malam dari malam-malam tersebut, dengan shalat, dzikir, do'a, taubat
dan istighfar. Mudah-mudahan dengan demikian Anda mendapatkan Lailatul Qadar,
sehingga Anda berbahagia dengan kebahagiaan yang kekal yang tiada penderitaan
lagi setelahnya Di malam-malam tersebut, hendaknya Anda berdo'a dengan do'a-do'a
bagi kebaikan dunia-akhirat, di antaranya : </span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">1.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>"Ya Allah, perbaikilah untukku agamaku yang merupakan penjaga urusanku,
dan perbaikilah untukku duniaku yang di dalamnya adalah kehidupanku, dan
perbaikilah untukku akhiratku yang kepadanya aku kembali, dan jadikanlah
kehidupan (ini) menambah untukku dalam setiap kebaikan, dan kematian
menghentikanku dari setiap kejahatan. Ya Allah bebaskanlah aku dari (siksa) api
Neraka, dan lapangkanlah untukku rizki yang halal, dan palingkanlah daripadaku
kefasikan jin dan manusia, wahai Dzat Yang Hidup dan terus menerus mengurus
(makhluk-Nya)"</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">2.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>"Wahai Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan
di akhirat dan jagalah kami dari siksa Neraka. Wahai Dzat Yang Hidup lagi terus
menerus mengurus (makhluk-Nya), wahai Dzat Yang Memiliki Keagungan dan
Kemulyaan."</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">3.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon hal-hal yang menyebabkan (turunnya)
rahmat-Mu, ketetapan ampunan-Mu, keteguhan dalam kebenaran dan mendapatkan
segala kebaiikan, selamat dari segala dosa, kemenangan dengan (mendapat) Surga
serta selamat dari Neraka. Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan terus menerus
mengurusi makhluk-Nya, Wahai Dzat yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan.
"</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">4.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>"Ya Allah, aku memohon kepada-Mu pintu-pintu kebajikan, kesudahan (hidup)
dengannya serta segala yang menghimpunnya, secara lahir-batin, di awal maupun di
akhirnya, secara terang-terangan maupun rahasia. Ya Allah, kasihilah
keterasinganku di dunia dan kasihilah kengerianku di dalam kubur serta kasihilah
berdiriku di hadapanmu kelak di akhirat. Wahai Dzat Yang Mahahidup, yang
memiliki Keagungan dan Kemuliaan. "</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">5.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, 'afaaf
(pemeliharaan dari segala yang tidak baik) serta kecukupan."</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">6.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>"Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, mencintai pengampunan maka
ampunilah aku. "</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">7.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>"Ya Allah, aku mengharap rahmat-Mu maka janganlah Engkau pikulkan
(bebanku) kepada diriku sendiri meski hanya sekejap mata, dan perbaikilah
keadaanku seluruhnya, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau.
"</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">8.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>"Ya Allah, jadikanlah kebaikan sebagai akhir dari semua urusan kami, dan
selamatkanlah kami dari kehinaan dunia dan siksa akhirat."</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">9.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>"Ya Tuhan kami, terimalah (permohonan) kami, sesungguhnya Engkau Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui, wahai Dzat Yang Maha Hidup, yang memiliki
keagungan dan kemuliaan." </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Semoga shalawat dan salam
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, segenap keluarga dan para sahabatnya.
"</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div>
Calung Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/06517242537721485213noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8792973185644000089.post-74424212995403355672013-07-06T18:04:00.003-07:002013-07-06T18:04:53.159-07:00UMRAH DI BULAN RAMADHAN
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Umrah di bulan Ramadhan memiliki
pahala yang amat besar, bahkan sama dengan pahala haji. Dalam Shahih nya, Imam
Al-Bukhari meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda : </span><span style="color: #0000cc; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Umrah di bulan
Ramadhan menyamai haji, atau beliau bersabda, haji bersamaku. "</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Tetapi wajib diketahui, meskipun
umrah di bulan Ramadhan berpahala menyamai haji, tetapi ia tidak bisa
menggugurkan kewajiban haji bagi orang yang wajib melakukannya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Demikian pula halnya shalat di
Masjidil Haram Makkah dan di Masjid Nabawi Madinah pahalanya dilipatgandakan,
sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih : "Shalat di masjidku ini lebih baik
dari seribu (kali) shalat di masjid-masjid lain, kecuali Masjidil Haram." Dalam
riwayat lain disebutkan : “Sesungguhnya ia lebih utama. “ (HR, Al- Bukhari,
Muslim dan lainnya)</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div>
Calung Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/06517242537721485213noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8792973185644000089.post-53689779030858380132013-07-06T18:04:00.000-07:002013-07-06T18:04:03.512-07:00TENTANG SEPULUH HARI TERAKHIR BULAN RAMADHAN
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dalam Shahihain disebutkan, dari
Aisyah radhiallahu 'anha, ia berkata : </span><span style="color: #0000cc; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Bila masuk
sepuluh (hari terakhir bulan Ramadhan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
mengencangkan kainnya menjauhkan diri dari menggauli istrinya), menghidupkan
malamnya dan membangunkan Keluarganya</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">." Demikian menurut lafazh
Al-Bukhari. Adapun lafazh Muslim berbunyi : "Menghidupkan malam(nya),
membangunkan keluarganya, dan bersungguh-sungguh serta mengencangkan kainnya.
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dalam riwayat lain, Imam Muslim
meriwayatkan dari Aisyah radhiallahu anha :<br />"Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersungguh-sungguh dalam sepuluh (hari) akhir (bulan Ramadhan), hal
yang tidak beliau lakukan pada bulan lainnya." </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam mengkhususkan sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dengan amalan-amalan
yang tidak beliau lakukan pada bulan-bulan yang lain, di antaranya: </span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">1.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Menghidupkan malam : Ini mengandung kemungkinan bahwa beliau menghidupkan
seluruh malamnya, dan kemungkinan pula beliau menghidupkan sebagian besar
daripadanya. Dalam Shahih Muslim dari Aisyah radhiallahu 'anha, ia berkata :
<span style="color: #0000cc;">"Aku tidak pernah mengetahui Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam shalat malam hingga pagi."</span>Diriwayatkan dalam hadits
marfu' dari Abu Ja'far Muhammad bin Ali : <span style="color: #0000cc;">"Barangsiapa mendapati Ramadhan dalam keadaan sehat dan
sebagai orang muslim, lalu puasa pada siang harinya dan melakukan shalat pada
sebagian malamnya, juga menundukkan pandangannya, menjaga kemaluan, lisan dan
tangannya, serta menjaga shalatnya secara berjamaah dan bersegera berangkat
untuk shakat Jum'at, sungguh ia telah puasa sebulan (penuh), menerima pahala
yang sempurna, mendapatkan Lailatul Qadar serta beruntung dengan hadiah dari
Tuhan Yang Mahasuci dan Maha tinggi." Abu Ja 'far berkata: Hadiah yang tidak
serupa dengan hadiah-hadiah para penguasa.</span> (HR. Ibnu
Abid-Dunya).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">2.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membangunkan keluarganya untuk
shalat pada malam-malam sepuluh hari terakhir, sedang pada malam-malam yang lain
tidak. Dalam hadits Abu Dzar radhiallahu 'anhu disebutkan : <span style="color: #0000cc;">"Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam
melakukan shalat bersama mereka (para sahabat) pada malam dua puluh tiga (23),
dua puluh </span></span><span style="color: #0000cc; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">lima (25), dan dua
puluh tujuh (27) dan disebutkan bahwasanya beliau mengajak (shalat) keluarga dan
isteri-isterinya pada malam dua puluh tujuh (27) saja." </span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Ini menunjukkan bahwa beliau
sangat menekankan dalam membangunkan mereka pada malam-malam yang diharapkan
turun Lailatul Qadar di dalamnya. At-Thabarani meriwayatkan dari Ali radhiallahu
'anhu : <span style="color: #0000cc;">"Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam membangunkan keluarganya pada sepuluh akhir dari bulan Ramadhan, dan
setiap anak kecil maupun orang tua yang mampu melakukan shalat. " </span>Dan
dalam hadits shahih diriwayatkan : "Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam mengetuk (pintu) Fathimah dan Ali radhiallahu 'anhuma pada suatu malam
seraya berkata : <span style="color: #0000cc;">Tidakkah kalian bangun lalu
mendirikan shalat ?"</span> (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Beliau juga membangunkan
Aisyah radhiallahu 'anha pada malam hari, bila telah selesai dari tahajudnya dan
ingin melakukan (shalat) witir. Dan diriwayatkan adanya targhib (dorongan) agar
salah seorang suami-isteri membangunkan yang lain untuk melakukan shalat, serta
memercikkan air di wajahnya bila tidak bangun). (Hadits riwayat Abu Daud dan
lainnya, dengan sanad shahih.) Dalam kitab Al-Muwaththa' disebutkan dengan sanad
shahih, bahwasanya Umar radhiallahu 'anhu melakukan shalat malam seperti yang
dikehendaki Allah, sehingga apabila sampai pada pertengahan malam, ia
membangunkan keluarganya untuk shalat dan mengatakan kepada mereka : "Shalat!
shalat!" Kemudian membaca ayat ini : <span style="color: #cc0000;">"Dan
perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya."</span> (Thaha: 132).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">3.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengencangkan kainnya.
Maksudnya beliau menjauhkan diri dari menggauli isteri-isterinya. Diriwayatkan
bahwasanya beliau tidak kembali ke tempat tidurnya sehingga bulan Ramadhan
berlalu. Dalam hadits Anas radhiallahu 'anhu disebutkan :<br />"Dan beliau
melipat tempat tidurnya dan menjauhi isteri-isterinya (tidak menggauli mereka).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beri'tikaf pada malam sepuluh terakhir
bulan Ramadhan. Orang yang beri'tikaf tidak diperkenankan mendekati (menggauli)
isterinya berdasarkan dalil dari nash serta ijma'. Dan "mengencangkan kain"
ditafsirkan dengan bersungguh-sungguh dalam beribadah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">4.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Mengakhirkan berbuka hingga waktu sahur. Diriwayatkan dari Aisyah dan
Anas radhiallahu 'anhuma, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
pada malam-malam sepuluh (akhir bulan Ramadhan) menjadikan makan malam
(berbuka)nya pada waktu sahur.Dalam hadits marfu' dari Abu Sa'id radhiallahu
'anhu, ia berkata : <span style="color: #0000cc;">"Janganlah kalian menyambung
(puasa). Jika salah seorang dari kamu ingin menyambung (puasanya) maka hendaknya
ia menyambung hingga waktu sahur (saja). "Mereka bertanya: "Sesungguhnya engkau
menyambungnya wahai Rasulullah ? "Beliau menjawab : "Sesungguhnya aku tidak
seperti kalian. Sesungguhnya pada malam hari ada yang memberiku makan dan
minum.</span>" (HR. Al-Bukhari) Ini menunjukkan apa yang dibukakan Allah atas
beliau dalam puasanya dan kesendiriannya dengan Tuhannya, oleh sebab munajat dan
dzikirnya yang lahir dari kelembutan dan kesucian beliau. Karena itulah sehingga
hatinya dipenuhi Al-Ma'ariful Ilahiyah (pengetahuan tentang Tuhan) dan
Al-Minnatur Rabbaniyah (anugerah dari Tuhan) sehingga mengenyangkannya dan tak
lagi memerlukan makan dan minum.<br /> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">5.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Mandi antara Maghrib dan Isya'. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Aisyah
radhiallahu 'anha : "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam jika bulan Ramadhan
(seperti biasa) tidur dan bangun. Dan manakala memasuki sepuluh hari terakhir
beliau mengencangkan kainnya dan menjauhkan diri dari (menggauli)
isteri-isterinya, serta mandi antara Maghrib dan Isya."<br />Ibnu Jarir
rahimahullah berkata, mereka menyukai mandi pada setiap malam dari malam-malam
sepuluh hari terakhir. Di antara mereka ada yang mandi dan menggunakan wewangian
pada malam-malam yang paling diharapkan turun Lailatul Qadar. Karena itu,
dianjurkan pada malam-malam yang diharapkan di dalamnya turun Lailatul Qadar
untuk membersihkan diri, menggunakan wewangian dan berhias dengan mandi
(sebelumnya), dan berpakaian bagus, seperti dianjurkannya hal tersebut pada
waktu shalat Jum'at dan hari-hari raya. Dan tidaklah sempurna berhias secara
lahir tanpa dibarengi dengan berhias secara batin. Yakni dengan kembali (kepada
Allah), taubat dan mensucikan diri dari dosa-dosa. Sungguh, berhias secara lahir
sama sekali tidak berguna, jika ternyata batinnya rusak. Allah tidak melihat
kepada rupa dan tubuhmu, tetapi Dia melihat kepada hati dan amalmu. Karena itu,
barangsiapa menghadap kepada Allah, hendaknya ia berhias secara lahiriah dengan
pakaian, sedang batinnya dengan taqwa. Allah Ta'ala berfirman : <span style="color: #cc0000;">"Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan
kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan
pakaian taqwa itulah yang paling baik."</span> (Al-A'raaf: 26).<br /> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">6.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>I'tikaf. Dalam Shahihain disebutkan, dari Aisyah radhiallahu 'anha :
<br />Bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam senantiasa beri'tikaf pada
sepuluh hari terakhir dari Ramadhan, sehingga Allah mewafatkan beliau."<br />Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam melakukan i'tikaf pada sepuluh hari terakhir yang
di dalamnya dicari Lailatul Qadar untuk menghentikan berbagai kesibukannya,
mengosongkan pikirannya dan untuk mengasingkan diri demi bermunajat kepada
Tuhannya, berdzikir dan berdo'a kepada-Nya. Adapun makna dan hakikat i'tikaf
adalah : Memutuskan hubungan dengan segenap makhluk untuk menyambung penghambaan
kepada AI-Khaliq. Mengasingkan diri yang disyari'atkan kepada umat ini yaitu
dengan i'tikaf di dalam masjid-masjid, khususnya pada bulan Ramadhan, dan lebih
khusus lagi pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Sebagaimana yang telah
dilakukan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Orang yang beri'tikaf telah
mengikat dirinya untuk taat kepada Allah, berdzikir dan berdo'a kepada-Nya,
serta memutuskan dirinya dari segala hal yang menyibukkan diri dari pada-Nya. Ia
beri'tikaf dengan hatinya kepada Tuhannya, dan dengan sesuatu yang mendekatkan
dirinya kepada-Nya. Ia tidak memiliki keinginanlain kecuali Allah dan ridha-Nya.
Sembga Alllah memberikan taufik dan inayah-Nya kepada kita. (Lihat kitab
Larhaa'iful Ma'aarif, oleh Ibnu Rajab, him. 196-203) </span></div>
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span>Calung Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/06517242537721485213noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8792973185644000089.post-89072761585156613792013-07-06T18:02:00.002-07:002013-07-06T18:02:34.938-07:00ADAB PUASA
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Ketahuilah, semoga Allah
merahmatimu, bahwasanya puasa tidak sempurna kecuali dengan merealisasikan enam
perkara : </span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">1.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Menundukkan pandangan serta menahannya dari pandangan-pandangan liar yang
tercela dan dibenci. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">2.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Menjaga lisan dari berbicara tak karuan, menggunjing, mengadu domba dan
dusta. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">3.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Menjaga pendengaran dari mendengarkan setiap yang haram atau yang
tercela. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">4.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Menjaga anggota tubuh lainnya dari perbuatan dosa. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">5.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Hendaknya tidak memperbanyak makan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">6.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Setelah berbuka, hendaknya hatinya antara takut dan harap. Sebab ia tidak
tahu apakah puasanya diterima, sehingga ia termasuk orang-orang yang dekat
kepada Allah, ataukah ditolak, sehingga ia termasuk orang-orang yang dimurkai.
Hal yang sama hendaknya ia lakukan pada setiap selesai melakukan ibadah. (Lihat
Mau'idzatul Mukminiin min Ihyaa'i Uluumid Diin, hlm. 59-60.) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Ya Allah, jadikanlah kami dan
segenap umat Islam termasuk orang yang puasa pada bulan ini, yang pahalanya
sempurna, yang mendapatkan Lailatul Qadar, dan beruntung menerima hadiah dari
Tuhan, wahai Dzat Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya),
wahai Dzat Yang Memiliki Keagungan dan Kemuliaan. Semoga shalawat dan salam
senantiasa dilimpahkan Allah kepada Nabi Muhammad, keluarga dan segenap
sahabatnya.</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">
</span></div>
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span>Calung Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/06517242537721485213noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8792973185644000089.post-42634041309833067712013-07-06T17:46:00.002-07:002013-07-06T17:46:40.749-07:00SEBAB-SEBAB AMPUNAN DI BULAN RAMADHAN
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dalam bulan Ramadhan banyak sekali
sebab-sebab turunnya ampunan. Di antara sebab-sebab itu adalah : </span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="color: black; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">1.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Melakukan puasa di bulan ini. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Barangsiapa puasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala Allah,
niscaya ia diampuni dosanya yang telah lalu." (Hadits Muttafaq 'Alaih) <br />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="color: black; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">2.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Melakukan shalat tarawih dan tahajiud di dalamnya. Rasulullah shallallahu
'alaihi ruasallam bersabda : "Barang siapa melakukan shalat malam di bulan
Ramadhan karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosanya yang
telah lalu." (Hadits Muttafaq 'Alaih)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="color: black; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">3.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Melakukan shalat dan ibadah lain di malam Lailatul Qadar. Yaitu pada
sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Ia adalah malam yang penuh berkah, yang di
dalamnya diturunkan Al-Qur'anul Karim. Dan pada malam itu pula dijelaskan segala
urusan yang penuh hikmah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Barangsiapa melakukan shalat di malam Lailatul Qadar kavena iman dan mengharap
pahala Allah, niscaya ia diampuni dosanya yang telah lalu. (Hadits Muttafaq
'Alaih)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="color: black; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">4.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Memberi ifthar (makanan untuk berbuka) kepada orang yang berpuasa.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Barangsiapa yang di dalamnya
(bulan Ramadhan) memberi ifthar kepada orang berpuasa, niscaya hal itu menjadi
sebab) ampunan dari dosa~osanya, dan pembebasan dirinya dari api Neraka.
"</span><span style="color: black; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">
</span><span style="color: black; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">(HR.
Ibnu Khuzaimah (dan ia menshahihkan hadits ini), Al-Baihaqi dan
lainnya).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="color: black; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">5.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Beristighfar : Meminta ampunan serta berdo'a ketika dalam keadaan puasa,
berbuka dan ketika makan sahur. Do'a orang puasa adalah mustajab (dikabulkan),
baik ketika dalam keadaan puasa ataupun ketika berbuka Allah memerintahkan agar
kita berdo'a dan Dia menjamin mengabulkannya.<br />Allah berfirman : "Dan Tuhanmu
berfirman: "Berdo'alah kepada-Ku, niscaya Aku mengabulkannya untukmu." (Ghaafar:
60), Dan dalam sebuah hadits disebutkan : "Ada tiga macam orang yang tidak
ditolak do'anya. Di antaranya disebutkan,"orang yang berpuasa hingga ia berbuka"
(HR. Ahmad, At-Tirmidzi, An-Nasaa'i dan Ibnu Majah). (Ibnu Khuzaimah dan Ibnu
Hibban dalam kitab Shahih mereka masing-masing, dan At-Tirmidzi mengatakannya
hadits shahih hasan.) Karena itu, hendaknya setiap muslim memperbanyak, dzikir,
do'a dan istighfar di setiap waktu, terutama pada bulan Ramadhan, ketika sedang
berpuasa, berbuka dan ketika sahur, di saat turunnya Tuhan di akhir malam. Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Tuhan kami Yang Mahasuci dan Maha
tinggi turun pada setiap malam ke langit dunia, (yaitu) ketika masih berlangsung
sepertiga malam yang akhir seraya berfirman "Barangsiapa berdo'a kepada-Ku,
niscaya Aku kabulkan untuknya, barangsiapa memohon kepada-Ku, niscaya Aku
memberinya dan barangsiapa memohon ampunan kepada-Ku, niscaya Aku
mengampuninya." (HR.Muslim).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="color: black; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">6.<span style="font-family: Times New Roman; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;">
</span>Di antara sebab-sebab ampunan yaitu istighfar (permohonan ampun) para
malaikat untuk orang-orang berpuasa, sampai mereka berbuka. Demikian seperti
disebutkan dalam hadits Abu Hurairah di muka, yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
</span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Jika sebab-sebab ampunan di bulan
Ramadhan demikian banyak, maka orang yang tidak mendapatkan ampunan di dalamnya
adalah orang yang memiliki seburuk-buruk nasib. Kapan lagi ia mendapatkan
ampunan jika ia tidak diampuni pada bulan ini? Kapan dikabulkannya (permohonan)
orang yang ditolak pada saat Lailatul Qadar? Kapan baiknya orang yang tidak
menjadi baik pada bulan Ramadhan ? </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dahulu, ketika datang bulan
Ramadhan, umat Islam senantiasa berdo'a :<br />"Ya Allah, bulan Ramadhan telah
menaungi kami dan telah hadir maka serahkanlah ia kepada kami dan serahkanlah
kami kepadanya Karuniailah kami kemampuan untuk berpuasa dan shalat di dalamnya,
karuniailah kami di dalamnya kesungguhan, semangat, kekuatan dan sikap rajin.
Lain lindungilah kami didalamnya dari berbagal fitnah ' </span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Mereka berdo'.kepada Allah selama
enam bulan agar bisa mendapatkan Ramadhan, dan Selama enam bulan (berikutnya)
mereka berdo'a agar puasanya diterima. Di antara, do'a mereka itu adalah
:<br />"Ya Allah serahkanlah aku kepada Ramadhan, dan serahkan Ramadhan kepadaku,
dan Engkau menerimanya daripadaku dengan rela." (Lihat Lathaa'iful Ma'aarif,
oleh Ibnu Rajab, him. 196-203.) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Calung Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/06517242537721485213noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8792973185644000089.post-68089155552366904772013-07-06T17:45:00.002-07:002013-07-06T17:45:53.944-07:00PUASA YANG SYARI'ATKAN
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Puasa yang disyari'atkan adalah
puasanya anggota badan dari dosa-dosa, dan puasanya perut dari makan dan minum.
Sebagaimana makan dan minum membatalkan dan merusak puasa, demikian pula halnya
dengan dosa-dosa, ia memangkas pahala puasa dan merusak buahnya, sehingga
memposisikannya pada kedudukan orang yang tidak berpuasa. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Karena itu, orang yang benar-benar
berpuasa adalah orang yang puasa segenap anggota badannya dari melakukan
dosa-dosa, lisannya berpuasa dari dusta, kekejian dan mengada-ada, perutnya
berpuasa dari makan dan minum, kemaluannya berpuasa dari bersenggama.
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Bila berbicara, ia tidak berbicara
dengan sesuatu yang menodai puasanya, bila melakukan suatu pekerjaan ia tidak
melakukan sesuatu yang merusak puasanya. Ucapan yang keluar darinya selalu
bermanfaat dan baik, demikian pula dengan amal perbuatannya. Ia laksana wangi
minyak kesturi, yang tercium oleh orang yang bergaul dengan pembawa minyak
tersebut. Itulah metafor (perumpamaan) bergaul dengan orang yang berpuasa, ia
akan mengambil manfaat dari bergaul dengannya, aman dari kepalsuan, dusta,
kejahatan dan kezhaliman. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dalam hadits riwayat Imam Ahmad
disebutkan : "Dan sesungguhnya ban (mulut) orang puasa itu lebih harum di sisi
AIlah daripada aroma minyak kesturi." (HR. At-Tirmidzi dan ia berkata, hadits
hasan shahih gharib). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Inilah puasa yang disyari'atkan.
Tidak sekedar nahan diri dari makan dan minum. Dalam sebuah menanan diri dari
maan dan minum". </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dalam hadits shahih disebutkan :
</span><span style="color: #0000cc; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Barangsiapa tidak
meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta serta kedunguan maka Allah tidak
butuh terhadap puasanya dari makan dan minum</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> . (HR. Al-Bukhari, Ahmad dan
lainnya) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dalam hadits lain dikatakan :
</span><span style="color: #0000cc; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Betapa banyak
orang puasa, bagian dari puasanya (hanya) lapar dan dahaga."</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> (HR. Ahmad, hadits hasan
shahih) (Dan ia menshahihkan hadits ini.) </span></div>
Calung Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/06517242537721485213noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8792973185644000089.post-19670902299350708292013-07-06T17:44:00.003-07:002013-07-06T17:44:40.988-07:00PETUNJUK RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM DALAM BERPUASA
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Petunjuk puasa dari Nabi
shallallahu 'ala ihi wasallam adalah petunjuk yang paling sempurna, paling
mengena dalam mencapai maksud, serta paling mudah penerapannya bagi segenap
jiwa. Di antara petunjuk puasa dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada
bulan Ramadhan adalah : Memperbanyak melakukan berbagai macam ibadah.
Jibril'alaihis salam senantiasa membacakan Al-Qur'anul Karim untuk beliau pada
bulan Ramadhan; beliau juga memperbanyak sedekah, kebajikan, membaca Al-Qur'anul
Karim, shalat, dzikir, i'tikaf dan bahkan beliau mengkhususkan beberapa macam
ibadah pada bulan Ramadhan, hal yang tidak beliau lakukan pada bulan-bulan lain.
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
menyegerakan berbuka dan menganjurkan demikian, beliau makan sahur dan
mengakhirkannya, serta menganjurkan dan memberi semangat orang lain untuk
melakukan hal yang sama. Beliau menghimbau agar berbuka dengan kurma, jika tidak
mendapatkannya maka dengan air. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Nabi'shallallahu 'alaihi wasallam
melarang orang yang berpuasa dari ucapan keji dan caci-maki. Sebaliknya beliau
memerintahkan agar ia mengatakan kepada orang yang mencacinya, "Sesungguhnya aku
sedang puasa." </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Jika beliau melakukan perjalanan
di bulan Ramadhan, terkadang beliau meneruskan puasanya dan terkadang pula
berbuka. Dan membiarkan para sahabatnya memilih antara berbuka atau puasa ketika
dalam perjalanan. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam pernah mendapatkan fajar
dalam keadaan junub sehabis menggauli isterinya maka beliau segera mandi setelah
terbit fajar dan tetap berpuasa. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Termasuk petunjuk Nabi shallallahu
'alaihi wasallam adalah membebaskan dari qadha' puasa bagi orang yang makan atau
minum karena lupa, dan bahwasanya Allahlah yang memberinya makan dan minum.
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dan dalam riwayat shahih
disebutkan bahwa beliau bersiwak dalam keadaan puasa. Imam Ahmad meriwayatkan
bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menuangkan air di atas
kepalanya dalam keadaan puasa. Beliau juga melakukan istinsyaq (menghiup air ke
dalam hidung) serta berkumur dalam keadaan puasa. Tetapi beliau melarang orang
berpuasa melakukan istinsyaq secara berlebihan. ( Lihat kitab) Zaadul Ma'ad fi
Hadyi Khairil 'Ibaad, I/320-338 </span></div>
Calung Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/06517242537721485213noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8792973185644000089.post-26651290457145154132013-07-06T17:43:00.002-07:002013-07-06T17:43:25.297-07:00TUJUAN PUASA
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Tujuan ibadah puasa adalah untuk
menahan nafsu dari berbagai syahwat, sehingga ia siap mencari sesuatu yang
menjadi puncak kebahagiaannya, menerima sesuatu yang menyucikannya, yang di
dalamnya terdapat kehidupannya yang abadi, mematahkan permusuhan nafsu terhadap
lapar dan dahaga serta mengingatkannya dengan keadaan orang-orang yang menderita
kelaparan di antara orang-orang miskin, menyempitkan jalan setan pada diri hamba
dengan menyempitkan jalan aliran makanan dan minuman, puasa adalah untuk Tuhan
semesta alam, tidak seperti amalan-amalan yang lain, ia berarti meninggalkan
segala yang dicintai karena kecintaannya kepada Allah Ta 'ala, ia merupakan
rahasia antara hamba dengan Tuhannya, sebab para hamba mungkin bisa diketahui
bahwa ia meninggalkan hal-hal yang membatalkan puasa secara nyata, tetapi
keberadaan dia meninggalkan hal-hal tersebut karena Sembahannya, maka tak
seorangpun manusia yang mengetahuinya, dan itulah hakikat puasa. </span></div>
Calung Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/06517242537721485213noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8792973185644000089.post-78471742780672347652013-07-06T17:42:00.002-07:002013-07-06T17:42:28.917-07:00PUASA YANG SEMPURNA
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Saudaraku kaum muslimin, agar
sempurna puasamu, sesuai dengan tujuannya, ikutilah langkah-langkah berikut ini
: </span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">1.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>Makanlah sahur, sehingga
membantu kekuatan fisikmu selama berpuasa. Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam bersabda : <span style="color: #0000cc;">"Makan sahurlah kalian,
sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah."</span> HR. Al-Bukhari dan
Muslim) <span style="color: #0000cc;">"Bantulah (kekuatan fisikmu) untuk berpuasa
di siang hari dengan makan sahur, dan untuk shalat malam dengan tidur
siang"</span> (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya) Akan lebih utama jika makan
sahur itu diakhirkan waktunya, sehingga mengurangi rasa lapar dan haus. Hanya
saja harus hati-hati, untuk itu hendaknya Anda telah berhenti dari makan dan
minum beberapa menit sebelum terbit fajar, agar Anda tidak ragu-ragu.<br />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">2.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>Segeralah berbuka jika matahari
benar-benar telah tenggelam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
<span style="color: #0000cc;">"Manusia senantiasa dalam kebaikan, selama mereka
menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur</span> ." (HR. Al Bukhari, I\luslim
dan At-Tirmidzi)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">3.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>Usahakan mandi dari hadats
besar sebelum terbit fajar, agar bisa melakukan ibadah dalam keadaan
suci.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">4.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>Manfaatkan bulan Ramadhan
dengan sesuatu yang terbaik yang pernah diturunkan didalamnya, yakni membaca
Al-Qur'anul Karim. Sesungguhnya Jibril 'alaihis salam pada setiap malam di bulan
Ramadhan selalu menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk membacakan
Al-Qur'an baginya. (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas radhiallahu
'anhu). Dan pada diri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ada teladan yang
baik bagi kita.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">5.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>Jagalah lisanmu dari berdusta,
menggunjing, mengadu domba, mengolok-olok serta perkataan mengada-ada.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : <span style="color: #0000cc;">"Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan
dusta maka Allah tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan minum."</span>
(HR. Al-Bukhari)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">6.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>Hendaknya puasa tidak membuatmu
keluar dari kebiasaan. Misalnya cepat marah dan emosi hanya karena sebab sepele,
dengan dalih bahwa engkau sedang puasa. Sebaliknya, mestinya puasa membuat
jiwamu tenang, tidak emosional. Dan jika Anda diuji dengan seorang yang jahil
atau pengumpat, jangan Anda hadapi dia dengan perbuatan serupa. Nasihati dan
tolaklah dengan cara yang lebih baik. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: <span style="color: #0000cc;">"Puasa adalah perisai, bila suatu hari
seseorang dari karna berpuasa, hendaknya ia tidak berkata buruk dan
berteriak-teriak. Bila seseorang menghina atau mencacinya, hendaknya ia berkata
'Sesungguhnya aku sedang puasa"</span> (HR. Al-Bukhari, Muslim dan para penulis
kitab Sunan) Ucapan itu dimaksudkan agar ia menahan diri dan tidak melayani
orang yang mengumpatnya Di samping, juga mengingatkan agar ia menolak melakukan
penghinaan dan caci-maki.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">7.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>Hendaknya Anda selesai dari
puasa dengan membawa taqwa kepada Allah, takut dan bersyukur pada-Nya, serta
senantiasa istiqamah dalam agama-Nya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">8.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>Hasil yang baik itu hendaknya
mengiringi Anda sepanjang tahun. Dan buah paling utama dari puasa adalah taqwa,
sebab Allah berfirman : <span style="color: #cc0000;">"Agar kamu bertaqwa</span>.
"(Al-Baqarah: 183)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">9.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>Jagalah dirimu dari berbagai
syahwat (keinginan), bahkan meskipun halal bagimu. Hal itu agar tujuanpuasa
tercapai, dan mematahkan nafsu dari keinginan. Jabir bin Abdillah radhiallclhu
'anhu berkata : "Jika kamu berpuasa, hendaknya berpuasa pula pendengaranmu,
penglihatanmu dan lisanmu dari dusta dan dosaiiosa, tinggalkan menyakiti
tetangga, dan hendaknya kamu senantiasa bersikap tenang pada hari kama beupuasq
jangan pula kamujadikan hari berbukamu sama dengan hari kamu
berpuasa."</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">10.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>Hendaknya makananmu dari yang
halal. Jika kamu menahan diri dari yang haram pada selain bulan Ramadhan maka
pada bulan Ramadhan lebih utama. Dan tidak ada gunanya engkau berpuasa dari yang
halal, tetapi kamu berbuka dengan yang haram.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">11.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>Perbanyaklah bersedekah dan berbuat
kebajikan. Dan hendaknya kamu lebih baik dan lebih banyak berbuat kebajikan
kepada keluargamu dibanding pada selain bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan
ketika bulan Ramadhan.</span></div>
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Ucapkanlah bismillah
ketika kamu berbuka seraya berdo'a : "Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa, dan atas
rezki-Mu aku berbuka. Ya Allah terimalah daripadaku, sesungguhnya Engkau Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui" (44) (Lihat Mulhaq (bonus) Majalah Al WaLul
Isla,ni bulan Ramadhan, 1390 H. hlm.38-40.) </span>Calung Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/06517242537721485213noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8792973185644000089.post-87103693882998498332013-07-06T17:41:00.002-07:002013-07-06T17:41:38.348-07:00CATATAN PENTING
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">1.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>Setiap muslim wajib berpuasa
karena iman dan mengharap pahala Allah, tidak karena riya' (agar dilihat orang),
sum'ah (agar didengar orang), ikut-ikutan orang, toleransi kepada keluarga atau
masyarakat tempat ia tinggal. Jadi, yang memotivasi dan mendorongnya berpuasa
hendaklah karena imannya bahwa Allah mewajibkan puasa tersebut atasnya, serta
karena mengharapkan pahala di sisi Allah dengan puasanya. Demikian pula halnya
dengan Qiyam Ramadhan (shalat malam/tarawih), ia wajib menjalankannya karena
iman dan mengharap pahala Allah, tidak karena sebab lain. Karena itu Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : <span style="color: #0000cc;">"Barangsiapa<b> </b>berpuasa<b> </b>Ramadhan<b>
</b>karena<b> </b>iman dan<b> </b>mengharap<b> </b>pahala<b> </b>Allah,<b>
</b>niscaya<b> </b>diampuni dosa-dosanya<b> </b>yang<b> </b>telah<b>
</b>lalu,<b> </b>barangsiapa melakukan<b> </b>shalat<b> </b>malam<b> </b>pada<b>
</b>bulan<b> </b>Ramadhan karena<b> </b>iman<b> </b>dan<b> </b>mengharap<b>
</b>pahala<b> </b>Allah,<b> </b>niscaya diampuni<b> </b>dosa-dosanya<b>
</b>yang<b> </b>telah<b> </b>lalu<b> </b>dan<b> </b>barangsiapa<b>
</b>melakukan<b> </b>shalat<b> </b>pada<b> </b>malam<b> </b>Lailatul<b>
</b>Qadar karena<b> </b>iman<b> </b>dan<b> </b>mengharap<b> </b>pahala<b>
</b>Allah,<b> </b>niscaya diampuni<b> </b>dosa-dosanya<b> </b>yang<b>
</b>telah<b> </b>lalu.<b> </b>"</span> (Muttafaq 'Alaih).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">2.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>Secara<b> </b>tidak<b>
</b>sengaja,<b> </b>kadang-kadang<b> </b>orang<b> </b>yang berpuasa<b>
</b>terluka,<b> </b>mimisan<b> </b>(keluar<b> </b>darah<b> </b>dari hidung),<b>
</b>muntah,<b> </b>kemasukan<b> </b>air<b> </b>atau<b> </b>bersin<b> </b>di<b>
</b>luar kehendaknya.<b> </b>Hal-hal<b> </b>tersebut<b> </b>tidak<b>
</b>membatalkan puasa.<b> </b>Tetapi<b> </b>orang<b> </b>yang<b> </b>sengaja<b>
</b>muntah<b> </b>maka puasanya<b> </b>batal,<b> </b>karena<b> </b>Rasulullah<b>
</b>shallallahu 'alaihi<b> </b>wasallam<b> </b>bersabda : <span style="color: #0000cc;">"Barangsiapa muntah tanpa sengaja maka tidak wajib qadha'
atasnya, tetapi barangsiapa sengaja muntah maka ia wajib mengqadha'
puasanya."</span></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">
</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">(HR.Imam Lima kecuali
An-Nasa'i)<b> </b>(Al Arna'uth dalam Jaami'ul Ushuul, 6/29 berkata : "Hadits ini
shahih.")</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">3.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>Orang yang berpuasa boleh
meniatkan puasanya dalam keadaan junub (hadats besar), kemudian mandi setelah
terbitnya fajar. Demikian pula halnya dengan wanita haid, atau nifas, bila sudi
sebelum fajar maka ia wajib berpuasa. Dan tidak mengapa ia mengakhirkan mandi
hingga setelah terbit fajar, tetapi ia tidak boleh mengakhirkan mandinya hingga
terbit matahari. Sebab ia wajib mandi dan shalat Shubuh sebelum terbitnya
matahari, karena waktu Shubuh berakhir dengan terbitnya matahari. Demikian pula
halnya dengan orang junub, ia tidak boleh mengakhirkan mandi hingga terbitnya
matahari. Ia wajib mandi dan shalat Shubuh sebelum terbit matahari. Bagi
laki-laki wajib segera mandi, sehingga ia bisa mendapatkan shalat jamaah.<br />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">4.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>Di antara hal-hal yang tidak
membatalkan puasa adalah : pemeriksaan darah, (Misalnya dengan mengeluarkan
sample (contoh) darah dari salah satu anggota tubuh) suntik yang tidak
dimaksudkan<b> </b>untuk<b> </b>memasukkan<b> </b>makanan.<b> </b>Tetapi jika<b>
</b>memungkinkan-<b> </b>melakukan<b> </b>hal-hal<b> </b>tersebut pada<b>
</b>malam<b> </b>hari<b> </b>adalah<b> </b>lebih<b> </b>baik<b> </b>dan<b>
</b>selamat, sebab<b> </b>Rasulullah<b> </b>shallallahu<b> </b>'alaihi<b>
</b>wasallam bersabda<b> </b>: <span style="color: #0000cc;">"Tinggalkan<b>
</b>apa<b> </b>yang<b> </b>membuatmu<b> </b>ragu,<b> </b>kerjakan apa<b>
</b>yang<b> </b>tidak<b> </b>membuatmu<b> </b>ragu."</span> (HR. An- Nasa'i dan
At-Tirmidzi, ia berkata: hadits hasan shahih)<b> </b>Dan<b> </b>beliau<b>
</b>juga<b> </b>bersabda<b> </b>: "Barangsiapa<b> </b>menjaga<b>
</b>(dirinya)<b> </b>dari<b> </b>berbagai syubhat<b> </b>maka<b> </b>sungguh<b>
</b>dia<b> </b>telah<b> </b>berusaha menyucikan<b> </b>agama<b> </b>dan<b>
</b>kehormatannya." (Muttafaq 'Alaih)<b> </b>Adapun<b> </b>suntikan<b>
</b>untuk<b> </b>memasukkan<b> </b>zat<b> </b>makanan maka<b> </b>tidak<b>
</b>boleh<b> </b>dilakukan,<b> </b>sebab<b> </b>hal<b> </b>itu<b> </b>termasuk
kategori<b> </b>makan<b> </b>dan<b> </b>minum. (Lihat<b> </b>kitab<b>
</b>Risaalatush<b> </b>Shiyaam,<b> </b>oleh<b> </b>Syaikh<b> </b>Abdul<b>
</b>Azis<b> </b>bin<b> </b>Baz,<b> </b>hlm.<b> </b>21-22)</span></div>
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Orang<b> </b>yang<b>
</b>puasa<b> </b>boleh<b> </b>bersiwak<b> </b>pada<b> </b>pagi<b> </b>atau
sore<b> </b>hari.<b> </b>Perbuatan<b> </b>itu<b> </b>sunnah,<b> </b>sebagaimana
halnya bagi mereka yang tidak dalam keadaaan puasa.<br /> </span>Calung Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/06517242537721485213noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8792973185644000089.post-47981857746427144552013-07-06T17:40:00.001-07:002013-07-06T17:40:20.066-07:00BERPUASA TAPI MENINGGALKAN SHALAT
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Barangsiapa</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> berpuasa tapi meninggalkan
shalat, <b>berarti</b> ia meninggalkan rukun terpenting dari <b>rukun-rukun</b>
Islam setelah tauhid. Puasanya sama sekali tidak bermanfaat baginya, selama ia
meninggalkan shalat. Sebab shalat adalah tiang agama, di atasnyalah agama tegak.
Dan orang yang meninggalkan shalat hukumnya adalah kafir. Orang kafir tidak
diterima amalnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #0000cc; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Perjanjian antara
kami dan mereka adalah shalat, barangsiapa meninggalkannya maka dia telah
kafir." </span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">(HR. Ahmad
dan Para penulis kitab Sunan dari hadits Buraidah radhiallahu 'anhu)
At-Tirmidzi berkata : Hadits hasan shahih, Al-Hakim dan Adz-Dzahabi
menshahihkannya.</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #0000cc; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Jabir radhiallahu
'anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: (Batas)
antara seseorang dengan kekafiran adalah meninggalkan shalat."</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> (HR. Muslim, Abu Daud,
At-Tirmidzi dan Ibnu Majah). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Tentang keputusan-Nya terhadap
orang-orang kafir, Allah berfirman : </span><span style="color: #cc0000; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">"Dan Kami hadapi
segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu
yang beterbangan</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">.
"(Al-Furqaan : 23).</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #cc0000; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Maksudnya,
berbagai amal kebajikan yang mereka lakukan dengan tidak karena Allah, niscaya
Kami hapus pahalanya, bahkan Kami menjadikannya sebagai debu yang beterbangan.
Demikian pula halnya dengan meninggalkan shalat berjamaah atau mengakhirkan
shalat dari waktunya. Perbuatan tersebut merupakan maksiat dan dikenai ancaman
yang keras. Allah Ta'ala berfirman : "Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang
shalat, yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya."</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> (Al-Maa'un: 4-5). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Maksudnya, mereka lalai dari
shalat sehingga waktunya berlalu. Kalau Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak
mengizinkan shalat di rumah kepada orang buta yang tidak mendapatkan orang yang
menuntunnya ke masjid, bagaimana pula halnya dengan orang yang pandangannya
tajam dan sehat yang tidak memiliki udzur.? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Berpuasa tetapi dengan
meninggalkan shalat atau tidak berjamaah merupakan pertanda yang jelas bahwa ia
tidak berpuasa karena mentaati perintah Tuhannya. Jika tidak demikian, kenapa ia
meninggalkan kewajiban yang utama (shalat)? Padahal kewajiban-kewajiban itu
merupakan satu rangkaian utuh yang tidak terpisah-pisah, bagian yang satu
menguatkan bagian yang lain. </span></div>
Calung Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/06517242537721485213noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8792973185644000089.post-55966910131738382432013-07-06T17:37:00.003-07:002013-07-06T17:37:49.217-07:00MANFAAT PUASA
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Puasa memiliki beberapa manfaat,
ditinjau dari segi kejiwaan, sosial dan kesehatan, di antaranya: </span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">1.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>Beberapa manfaat, puasa secara
kejiwaan adalah puasa membiasakan kesabaran, menguatkan kemauan, mengajari dan
membantu bagaimana menguasai diri, serta mewujudkan dan membentuk ketaqwaan yang
kokoh dalam diri, yang ini merupakan hikmah puasa yang paling utama.<br />Firman
Allah Ta 'ala : <span style="color: #cc0000;">"Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertaqwa." </span>(Al-Baqarah: 183) <b>Catatan</b> <b>Penting</b>
<b>: </b>Dalam kesempatan ini, kami mengingatkan kepada para saudaraku kaum
muslimin yang suka merokok. Sesungguhnya dengan cara berpuasa mereka bisa
meninggalkan kebiasaan merokok yang mereka sendiri percaya tentang bahayanya
terhadap jiwa, tubuh, agama dan masyarakat, karena rokok termasuk jenis
keburukan yang diharamkan dengan nash Al-Qur'anul Karim. Barangsiapa
meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan yang
lebih balk. Hendaknya mereka tidak berpuasa (menahan diri) dari sesuatu yang
halal, kemudian berbuka dengan sesuatu yang haram, kami memohon ampun kepada
Allah untuk kami dan untuk mereka.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">2.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>Termasuk manfaat puasa secara
sosial adalah membiasakan umat berlaku disiplin, bersatu, cinta keadilan dan
persamaan, juga melahirkan perasaan kasih sayang dalam diri orang-orang beriman
dan mendorong mereka berbuat kebajikan. Sebagaimana ia juga menjaga masyarakat
dari kejahatan dan kerusakan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">3.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>Sedang di antara manfaat puasa
ditinjau dari segi kesehatan adalah membersihkan usus-usus, memperbaiki kerja
pencernaan, membersihkan tubuh dari sisa-sisa dan endapan makanan, mengurangi
kegemukan dan kelebihan lemak di perut.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">4.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>Termasuk manfaat puasa adalah
mematahkan nafsu. Karena berlebihan, balk dalam makan maupun minum serta
menggauli isteri, bisa mendorong nafsu berbuat kejahatan, enggan mensyukuri
nikmat serta mengakibatkan kelengahan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">5.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>Di antara manfaatnya juga
adalah mengosongkan hati hanya untuk berfikir dan berdzikir. Sebaliknya, jika
berbagai nafsu syahwat itu dituruti maka bisa mengeraskan dan membutakan hati,
selanjutnya menghalangi hati untuk berdzikir dan berfikir, sehingga membuatnya
lengah. Berbeda halnya jika perut kosong dari makanan dan minuman, akan
menyebabkan hati bercahaya dan lunak, kekerasan hati sirna, untuk kemudian
semata-mata dimanfaatkan untuk berdzikir dan berfikir.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">6.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>Orang kaya menjadi tahu
seberapa nikmat Allah atas dirinya. Allah mengaruniainya nikmat tak terhingga,
pada saat yang sama banyak orang-orang miskin yang tak mendapatkan sisa-sisa
makanan, minuman dan tidak pula menikah. Dengan terhalangnya dia dari menikmati
hal-hal tersebut pada saat-saat tertentu, serta rasa berat yang ia hadapi
karenanya. Keadaan itu akan mengingatkannya kepada orang-orang yang sama sekali
tak dapat menikmatinya. Ini akan mengharuskannya mensyukuri nikmat Allah atas
dirinya berupa serba kecukupan, juga akan menjadikannya berbelas kasih kepada
saudaranya yang memerlukan, dan mendorongnya untuk membantu mereka. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">7.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span>Termasuk manfaat puasa adalah
mempersempit jalan aliran darah yang merupakan jalan setan pada diri anak Adam.
Karena setan masuk kepada anak Adam melalui jalan aliran darah. Dengan berpuasa,
maka dia aman dari gangguan setan, kekuatan nafsu syahwat dan kemarahan. Karena
itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjadikan puasa sebagai benteng untuk
menghalangi nafsu syahwat nikah, sehingga beliau memerintah orang yang belum
mampu menikah dengan berpuasa (Lihat kitab Larhaa'iful Ma'aarif, oleh Ibnu
Rajab, hlm. 163) sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan
Muslim</span></div>
Calung Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/06517242537721485213noreply@blogger.com